Eropa Janji Tindak Banker Bermasalah

Tetap Tolak Talangan Bersama untuk Redam Krisis Finansial

Senin, 06 Oktober 2008 – 12:21 WIB
PARIS - Negara-negara Eropa bertekad meredam dampak gejolak finansialPara pemimpin dari empat ekonomi terbesar di Eropa kemarin (5/10) sepakat untuk melindungi lembaga perbankan di negara masing-masing agar terhindar atau keluar dari krisis kredit global

BACA JUGA: Wall Street Cemaskan Ekonomi AS



Prancis, Jerman, Inggris, dan Italia menyepakati tentang pendekatan bersama dalam mengatasi krisis kredit
Kesepakatan tersebut dicapai Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, Kanselir Jerman Angela Merkel, PM Inggris Gordon Brown, dan PM Italia Silvio Berlusconi dalam KTT di Paris (Paris Summit) yang berlangsung sejak Sabtu (4/10)

BACA JUGA: Pasar Bisa Stabil Lagi

Meski begitu, Merkel menegaskan pihaknya akan fokus menyelamatkan lembaga keuangan di negerinya.

Sarkozy mengatakan, empat negara setuju untuk menjatuhkan sanksi dan hukuman bagi para eksekutif (termasuk chief executive officer atau CEO) bank yang bermasalah
Selain itu, juga segera diadakan pertemuan dengan negara-negara G8 guna membahas aksi global untuk mengatasi krisis finansial.

''Kami selaku pemimpin negara dan pemerintahan sepakat untuk membuat perjanjian yang mendukung perbankan dan institusi finansial dalam menghadapi krisis,'' kata Sarkozy dalam joint press conference setelah KTT

BACA JUGA: Kementerian BUMN Susun Roadmap Privatisasi

''Setiap negara akan melakukan dengan cara masing-masing, namun tetap terkoordinasiBisa dikatakan kami meciptakan satu doktrin.''

Brown menambahkan bahwa keempat negara akan terus menempuh segala cara untuk menjaga stabilitas sistem finansial''Kami bawa pesan bagi masyarakat dan pebisnis bahwa masing-masing bank sentral telah melakukannyaLikuiditas akan tetap terjamin demi menjaga kepercayaan dan stabilitas,'' tegasnya.

Sebelumnya, pemerintah Prancis melontarkan ide soal penyediaan dana talangan bersama sebesar EUR 300 miliar atau USD 480 miliar (sekitar Rp 4.512 triliun)Konsep usulan Prancis itu menyerupai dana bailout yang diajukan pemerintahan Presiden George WBush dari ASTapi, ide Prancis tersebut ditolak mentah-mentah oleh Jerman dan Inggris

Kendati menolak keras ide dana talangan bersama, empat negara sepakat bahwa para banker yang lalai harus bertanggung jawab atas ambruknya bank yang mereka pimpin

''Dalam kasus bantuan dari pemerintah untuk bank yang bermasalah, semua pemimpin sepakat bahwa para eksekutifnya akan diberi sanksi dan pemegang saham akan menanggung risiko dari intervensi yang dilakukan,'' tutur SarkozyTak ketinggalan, struktur bonus bagi eksekutif puncak akan direvisi.

Merkel, Brown, dan Berlusconi tidak membantah keterangan ituMereka hanya menyatakan bahwa doktrin baru sudah disepakati.

Sejauh ini, tak ada ketidaksepakatan yang muncul di depan publik di antara para pemimpin tersebutTapi, Merkel tetap menekankan pentingnya tanggung jawab individual''Masing-masing negara juga harus bertanggung jawab dalam level nasional,'' ujarnya.

Pernyataan bersama tersebut dikeluarkan setelah empat pemimpin sepakat untuk menyuntikkan EUR 32 miliar (sekitar Rp 448 triliun) guna membantu usaha kecil menghadapi krisis finansial''Krisis ini diawali dari AS dan sekarang berdampak ke semua bisnisKami sepakat meminta European Investment Bank menyiapkan dana GBP 25 miliar atau USD 44 miliar bagi usaha kecil,'' tutur Brown.

Tidak mudah mencapai kesepakatan di tengah perbedaan sikap dan situasi akibat aturan finansial negaraPrancis sejak lama mencari celah dari aturan Uni Eropa soal ituNegara tersebut berusaha untuk menjaga level defisitnya di bawah tiga persen seperti yang dipersyaratkan dalam kesepakatan.

Namun, PM Luxembourg Jean-Claude Juncker yang juga chairman Menkeu eurozone bersikukuh bahwa aturan itu harus tetap dipatuhi meski saat ini semua negara diterpa krisis finansial''Kami tidak akan membiarkan defisit melonjakItu akan menjadi kebijakan yang buruk,'' ujarnya.

Banyak kalangan khawatir, penurunan pendapatan dari sektor pajak dan perlambatan ekonomi secara tajam akan membuat keuangan negara bermasalahSehingga kewajiban menjaga defisit pada level tiga persen akan sulit dilaksanakan.

Meski demikian, para pemimpin tersebut sepakat bahwa Komisi Eropa akan menunjukkan fleksibilitas tindakan dalam mengatasi krisis di sektor perbankan''Dalam situasi saat ini, kami menekankan perlunya komisi melanjutkan tindakan sigap dan leluas dalam keputusan memberikan bantuan negaraPrisip satu pasar harus tetap dipertahankan,'' kata pernyataan bersama tersebut.

Dalam perkembangan lainnya, krisis kredit global terus menerpa EropaBank Jerman Hypo Real Estate (HRE) kemarin menyatakan bahwa rencana akuisisi senilai EUR 35 miliar atau USD 48 miliar (sekitar Rp 451,2 triliun) batalAkuisisi tersebut seharusnya dilakukan sebuah konsorsium dan menjadikannya sebagai penyelamatan terbesar di JermanGagalnya akuisisi itu dikhawatirkan menciptakan malapetaka pada pembukaan pasar finansial hari ini.

HRE mengatakan, rencana akuisisi gagal setelah konsorsium perbankan dan asuransi menolak untuk memberikan suntikan likuiditas(AP/AFP/aan/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diversifikasi Ekspor Jadi Keharusan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler