BACA JUGA: Pasar Bisa Stabil Lagi
Bahkan, indeks Wall Street pekan lalu tercatat yang terburuk dalam tujuh tahun terakhirPada awal perdagangan, indeks Wall Street sempat menguat
BACA JUGA: Kementerian BUMN Susun Roadmap Privatisasi
Pemicunya adalah ditekennya bailout di Kongres AS dan upaya pembelian saham Wachovia CorpBACA JUGA: Diversifikasi Ekspor Jadi Keharusan
Tapi, indeks langsung terkoreksi tajam saat pelaku pasar melakukan aksi ambil untungLalu, investor fokus untuk menghadapi ekonomi AS yang masih bermasalah dan menunggu implementasi UU bailout.Pada perdagangan Jumat (3/10), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot 157,15 poin (1,50 persen) dan ditutup 10.325,70Nasdaq juga melemah 29,33 poin (1,48 persen) dan ditutup 1.947,39Lalu, S&P 500 turun 15,04 poin (1,35 persen) ke level 1.099,24Ini kali pertama dalam empat tahun terakhir indeks S&P ditutup di bawah 1.100
Laporan angka pengangguran di AS juga memberi indikasi bahwa negara adidaya tersebut diterpa resesiBerdasar data, angka pengangguran di AS September lalu 159 ribu orangItu berarti angka pengangguran naik berturut-turut dalam sembilan bulan terakhir dan mencapai level terburuk dalam lebih dari lima tahun terakhir.
''Banyak kekhawatiran menciptakan volatilitasOrang takut bahwa bailout tidak bisa menyelesaikan masalah di pasar kredit,'' kata Anthony Conroy, head trader BNY Convergex, afiliasi dari Bank of New York''Data ekonomi dalam beberapa hari terakhir ini sangat buruk dan outlook pendapatan juga tidak menggembirakanKita bisa mengatasi satu masalah dengan dana talanganTapi, tidak ada lagi yang bisa diharapkan,'' lanjutnya.
Tingkat suku bunga LIBOR tiga bulanan dalam USD, yang menjadi suku bunga acuan bagi industri perbankan, merangkak naik hingga 4,33250 persenItu level tertinggi sejak Januari.
''Perekonomian akan ambruk jika paket (bailout) tidak ada,'' ujar John Ogg, analis website keuangan, 24/7 Wall Street''Tapi, perekonomian masih akan memburuk dan memasuki resesiBailout mungkin tidak cukup menyelamatkan ekonomi dan bahkan mungkin sudah terlambat.'' (RTR/AFP/aan/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pinjaman Program Terserap 14,5 Persen
Redaktur : Tim Redaksi