Seorang gadis cilik berusia lima tahun asal Perth telah mengalahkan sejumlah siswa yang berumur hampir dua kali usianya dan meraih predikat juara puisi nasional dengan kisahnya tentang seekor ‘anjing liar (dingo) yang sedikit gemuk’ di pedalaman Australia.

Puisi Esha Jabbal yang berjudul "Dingo" telah mendapatkan ‘Penghargaan Puisi Dorothea Mackellar’ untuk kategori usia dasar, mengalahkan 2.500 pelajar dari seluruh Australia.

BACA JUGA: PNG Beri 80 Persen Kuota Impor Beras Kepada Indonesia

Murid TK di sekolah St Stephens, Carramar -yang menderita diabetes tipe 1 -ini merampungkan puisinya di kelas selama beberapa minggu dengan mendikte sejumlah ide ke gurunya. Puisi berjudul 'Dingo' karya Esha Jabbal.

Puisi itu bercerita tentang seekor dingo berwarna emas dan putih yang berlarian di pedalaman dan memakan binatang-binatang kecil sebelum beristirahat di bawah pohon karet.

BACA JUGA: Rp 2 Miliar Dihabiskan untuk Jamuan Makan PM Australia

Hakim penghargaan ini menggambarkannya sebagai sebuah "puisi indah" dengan ‘penggunaan kerja dan kata sifat, ritme serta pola suara yang sangat baik’.

Ibu Esha, Navreeta Jabbal, mengatakan, sementara putrinya ‘berkemampuan lebih dari usianya’, ia tak pernah berharap Esha akan memenangi penghargaan nasional.

BACA JUGA: Beralih Dari Mobil ke Sepeda Listrik

"Saya pikir kadang-kadang anak-anak akan mengejutkan Anda karena mereka punya bakat-bakat tersembunyi ini," tutur Navreeta Jabbal.

Esha menerima piala dan hadiah senilai 300 dolar (atau setara Rp 3 juta) pada upacara penghargaan pada hari Jumat (2/9) di kota Gunnedah, New South Wales.

Ini adalah pertama kalinya ia bepergian ke luar Perth sejak didiagnosa dengan diabetes pada tahun 2014.

Navreeta mengatakan, penghargaan itu adalah berita terbaik yang pernah diterima keluarganya sejak Esha berjuang dengan diabetes.

"Sesuatu yang baik terlepas dari semua hal negatif yang telah terjadi dalam hidup kami. Kami bilang [ke Esha], 'Lihat, ini tak menghentikanmu untuk melakukan sesuatu'," sebutnya.

Guru memuji si gadis pencinta dingo

Guru Esha yang bernama Sandra Corocoran mengatakan, murid ciliknya ini adalah "penggila dingo" dan telah belajar tentang hewan tersebut sejak awal tahun.

Ia telah mencoba mendorongnya untuk memilih topik puisi yang berbeda, tapi menyebut Esha tak akan terpengaruh.

"Semua kredit benar-benar untuknya ... ia sangat mandiri dan tegas," tutur Sandra Corocoran.

"Ia pastinya salah satu siswa yang melek literasi. Ia punya kemampuan bahasa dini yang indah," ujarnya.

Keluarga Esha bermigrasi ke Perth dari Kenya pada tahun 1996, mencari prospek pendidikan yang lebih baik untuk keluarga mereka.

Pemenang ‘Penghargaan Puisi Dorothea Mackellar’ dari Australia Barat lainnya termasuk Claire Chua dari Sekolah Modern Perth dan SMA Applecross, yang dianugerahi gelar terbaik untuk kategori sekolah menengah.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterjemahkan: 16:52 WIB 02/09/2016 oleh Nurina Savitri.

Lihat Artikelnya di Australia Plus

BACA ARTIKEL LAINNYA... ELL: Bagaimana Saya Belajar Bahasa Inggris

Berita Terkait