Sebagaimana diberitakan AP, Senin (7/9), berdasarkan sumber pejabat setempat, sebanyak sembilan orang meninggal serta satu orang lainnya masih hilang akibat kejadian tersebut
BACA JUGA: Inggris Akui Minyak Dibarter Bomber
Sebaliknya, pesawat dan kapal-kapal sipil berikut dari penjaga pantai dan angkatan laut, berhasil menyelamatkan 958 penumpang dan kru kapal naas bernama Superferry 9 itu"Sebuah penyelidikan akan dijalankan pekan ini, untuk mengetahui kenapa kapal berbobot 7.269 ton yang mesinnya sempat mati-hidup itu, tiba-tiba bisa miring ke kanan dan perlahan tenggelam di kegelapan menjelang subuh, sambil sementara itu menimbulkan perasaan panik di antara ratusan penumpang," ungkap pimpinan penjaga pantai Laksamana Wilfredo Tamayo.
Pihak penjaga pantai juga melaporkan bahwa kapten kapal itu, Kapten Jose Yap, yang termasuk di antara korban selamat, secara resmi mengumumkan status "tinggalkan kapal" pada pukul 04.40 waktu setempat
BACA JUGA: Setelah Plutonium, Korut Kini Punya Uranium
Kapal ferry buatan Jepang tahun 1986 itu sendiri akhirnya benar-benar tenggelam ke dalam lautan sekitar enam jam kemudian"Dua kapal kargo dan kontainer sampai di lokasi kira-kira satu jam setelah menerima panggilan darurat permintaan bantuan dari penjaga pantai
BACA JUGA: Malaysia Cabut Larangan Muslim Nonton Black Eyed Peas
Dua jam kemudian, dua kapal serang angkatan laut yang dipandu dua pesawat pembom OV-10 serta dua helikopter Huey, juga tiba di sana dan segera menyelamatkan korban dari lautan dan kapal tersebut," papar komandan militer setempat, Mayjen Benjamin Dolorfino."Meski banyak penumpang yang mengenakan jaket penyelamat dan masih bertahan di kapal, sebagian lainnya justru panik dan terjun ke laut atau masuk ke perahu penyelamatSaat armada kami sampai, orang-orang terlihat sudah mengapung di mana-manaKehadiran aset militer di lokasi merupakan faktor penyelamat cukup besar," tutur Dolorfino lagi, sambil menambahkan bahwa dalam aksi penyelamatan itu armada militer sempat mencari sampai radius lima kilometer dari lokasi kapal.
Sekitar 100 nelayan, berikut penyelam dan pilot pesawat, juga disebut-sebut sebagai bagian berjasa dalam upaya penyelamatan ituSeperti dikatakan Laksamana Muda Alex Pama, salah seorang yang mengawasi jalannya operasi penyelamatan, perahu-perahu nelayan dalam hal itu termasuk yang sangat membantu pada jam-jam genting.
"Keberuntungan mungkin juga menjadi salah satu faktor di sini, karena kita cuma punya waktu sekitar dua jam sebelum ferry itu benar-benar tenggelam," ujarnya(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Arnold Kunjungi Korban Kebakaran
Redaktur : Tim Redaksi