MATAHARI baru saja memanjat langit ketika empat penyelam dari Badan SAR Nasional dan Brimob Polda Kaltim muncul di permukaan Sungai Mahakam“Sulit melihat di bawah
BACA JUGA: Jalur Alternatif Rawan
Nol,” tutur Kepala Kantor SAR Balikpapan HarmoniadiNol yang dimaksud adalah nol meter jarak pandang yang disebabkan keruhnya sungai
BACA JUGA: Kawasan Industri Masih Dijaga Ketat
Pada Minggu (27/11) pagi itu, keempat penyelam ini menghitung kedalaman sungai yang di bawahnya diduga tersimpan belasan kendaraan berikut korban akibat runtuhnya Jembatan KartanegaraMereka sudah sampai pada kedalaman 40 meter tetapi belum menemukan apa-apa
BACA JUGA: Perekaman E-KTP Baru 12 Persen
Tim menilai, kedalaman sungai mencapai 50 meterDua jam setelahnya, sejumlah penyelam kembali menerawang dasar sungaiHasilnya nihilSulit melihat di sana.Tak jauh dari posko, tiba-tiba suara mendecit berbunyi di pilar jembatan sisi TenggarongPilar itu memanggul menara (pylon) setinggi 63 meter yang sudah miringOrang-orang yang tak jauh dari pilar pun berhamburanEvakuasi ditunda sementara karena khawatir menara itu rubuh“Kami harus menunggu pemeriksaan dari pekerjaan umum sebelum memulai evakuasiAda beberapa opsi, satu di antaranya menara itu dirubuhkan baru evakuasi berjalan,” tutur Harmoniadi.
Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo saat ditemui Kaltim Post menuturkan, evakuasi terkendala rawannya struktur jembatan“Memang kejadian seperti ini baru pertama kaliDalam setiap peristiwa, ada kesulitan-kesulitan berbeda yang dihadapi,” tutur perwira tinggi dengan bintang tiga di pundak ini.
Daryatmo mengakui, tidak mudah mengeluarkan orang dari dalam kendaraan yang terjebak rangka jembatan di dasar sungai dengan kedalaman lebih dari 40 meter“Tapi itu tugas kami mengevakuasi korban dan harus dilaksanakan,” sebutnya.
Tiga jam kemudian, tim Kementerian PU menyelesaikan pemeriksaan kondisi jembatanIwan Zarkarsih, kasubdit Teknik Jembatan, Ditjen Bina Marga, Kementerian PU, berkata kepada Kepala Basarnas, “Konstruksi jembatan amanBagian bentang tengah sudah lepas dari bentang pendekat.”
Jarum waktu yang sudah menunjukkan pukul 15.00 Wita membuat evakuasi kian menyempitApalagi, belum satu pun korban berhasil ditemukanKepala Basarnas lalu meminta pendapat bila bentang tengah itu diangkat menggunakan cranePenjelasan dari sisi teknis oleh Iwan, beban jembatan itu adalah enam ton setiap meternyaJika panjang bentang tengah di dasar sungai 270 meter, totalnya 1.620 ton“Saya tidak tahu berapa kekuatan crane atau perlu berapa alat berat untuk mengangkatnya,” tutur Iwan.
Belum lagi, ketidakpastian posisi bentang bawah yang kabarnya bergeser ke arah hilir karena dorongan arus sungaiApakah masih utuh, sudah terbelah, atau kedua sisinya tidak menyenggol fondasi jembatan ketika ditarikItu yang ditanyakan Kapolda Kaltim Inspektur Jenderal Bambang Widaryatmo kepada Iwan.
Labilnya konstruksi jembatan terus menghantui tim SARSementara mengirim penyelam dengan kondisi jarak pandang nol bisa menambah buruk keadaanRisikonya, penyelam terjepit kendaraan atau konstruksi jembatan di dasar sanaTim dari Kementerian PU akhirnya meminta waktu lagi memeriksa kondisi jembatanRisiko evakuasi kian dan kian bertambah.
Untuk membantu pencitraan di dasar sungai, tim meminta bantuan Total E&P IndonesieGambar diambil menggunakan sonar kemudian dibawa ke laboratorium meta-scan milik TotalEko Hendratno Putro dari Total E&P Indonesie malam tadi menjelaskan, gambar sudah dikirim ke Basarnas“Laporan yang saya terima, hasilnya menggembirakanBisa terdeteksi di mana saja kendaraan dan bentang jembatan di bawah sungai,” sebutnya.
Hingga matahari tergelincir di barat, tim evakuasi masih belum bisa menuju bawah jembatanDilaporkan, puluhan orang belum ditemukan dalam musibah iniBerkurang satu setelah malam tadi, sekitar pukul 22.30 Wita, seorang korban ditemukan tak jauh dari jembatan kedua yang dibangun di Sungai Mahakam tersebutSaat ini, diperkirakan 32 korban masih di dasar sungai bersama belasan kendaraan yang terkurung rangka jembatan(fel)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 25 Orang Wajib Lapor
Redaktur : Tim Redaksi