ExxonMobil Bakal Bangun Ribuan Pertamini

Kamis, 27 Juni 2019 – 05:21 WIB
Ilustrasi Pertamini. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - ExxonMobil berencana membangun ribuan Pertamini di Indonesia dalam lima tahun ke depan.

Hal itu diungkapkan Dewan Penasihat Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Balikpapan Affiudin Zaenal.

BACA JUGA: Pertamini Bisa Menjadi Legal Jika Ada Pertashop

Dia mengatakan, dalam dua tahun terakhir Exxon telah mengembangkan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

BACA JUGA: Persaingan Industri Ritel Kian Ketat, Laba Semakin Kecil

BACA JUGA: Para Pemilik Pertamini Sudah Disidang, Pengin Tahu Berapa Dendanya?

Mulai tahun ini ExxonMobil mulai melakukan pergerakan dengan membangun pom mini.

Mereka menyasar perdesaan dan daerah yang masih minim SPBU.  Zaenal menjelaskan, pom mini berbeda dengan SPBU pada umumnya.

BACA JUGA: Pengusaha Pertamini Terancam Denda Rp 60 Miliar

SPBU selama ini terletak di jalan utama atau besar, sedangkan pom mini berada di wilayah terpencil.

“Selain itu, investasi yang disiapkan juga berbeda atau lebih murah. Minimal investasi untuk SPBU paling murah Rp 3,5 miliar. Pom mini yang sudah sesuai standar SPBU paling mahal ratusan juta atau Rp 50 jutaan saja,” ucapnya, Selasa (25/6).

Dia memprediksi pom mini tidak akan memberi banyak keuntungan jika sedikit. Namun, kalau sudah menguasai pasar, akan besar. Bahkan bisa mengalahkan SPBU.

Apalagi untuk masalah izin juga tidak terlalu susah. Berbeda dengan SPBU. Di Balikpapan saja saat ini sangat susah untuk mendirikan SPBU.

Zaenal menambahkan, ExxonMobil melihat peluang di pom mini karena SPBU umum sudah dikuasai Pertamina.

Oleh karena itu, ExxonMobil membangun pom mini dan menyasar konsumen yang berada di pelosok daerah atau belum terjangkau distribusi BBM.

“Pom mini pesaingnya belum ada. Sudah ada, tetapi tidak berizin. Jadi, bisa ditutup kapan saja,” terangnya.

Dari informasi yang dia terima, Exxon akan membangun ribuan SPBU mini dalam waktu 2-5 tahun mendatang.

“Kalau 1 (SPBU besar) tidak ekonomis. Kalau 100 atau 10.000, itu lebih komersial karena mereka jual BBM-nya kecil-kecil (volumenya),” katanya. (aji/ndu/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilik Pertamini Siap Diatur, Bukan Dimatikan


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler