Festival Genang Era, Program Budaya Bangkitkan Pengetahuan Kekayaan Pangan Lokal

Jumat, 17 November 2023 – 17:34 WIB
Festival Genang Era berlangsung sejak Oktober di Solor, Flores Timur. Foto: Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Festival Genang Era merupakan program budaya untuk kembali memperkenalkan serta membangkitkan kembali kecintaan masyarakat, terutama generasi mudanya terhadap kekayaan pangan lokal.

Hal tersebut dilatari makin besarnya pembahasan tentang ketergantungan produk pangan dari wilayah lain akibat perubahan iklim yang juga menyentuh kehidupan masyarakat adat di Flores Timur.

BACA JUGA: Memajukan Budaya Daerah lewat Festival Lahar Polo Pendem di Desa Kandangan Lumajang

Oleh sebab itu dirasa perlu menemukenali siklus pertanian, pelestarian bibit lokal serta pemanfaatan teknologi yang sesuai karakteristik sosial maupun nilai budaya setempat.

Festival Genang Era adalah kelanjutan dari program Sekolah Lapang Kearifan Lokal yang telah berlangsung sejak Oktober di Solor, Flores Timur.

BACA JUGA: Lestarikan Budaya, Komunitas Perempuan Menari Hadirkan Renggana

Program ini digagas Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), di Kampung Leworok, Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, 15-17 November.

Direktur KMA Kemendikbudristek Sjamsul Hadi menjelaskan dalam Festival Genang Era dihimpun anak-anak muda dari Adonara, Solor, dan Larantuka, dengan sebutan Pandu Budaya untuk menemukenali objek pemajuan kebudayaan daerahnya berkaitan dengan pangan lokal.

BACA JUGA: 4 Polisi Aniaya Sadis Warga, AKBP Maruly: Sekarang Enggak Bisa Ngapa-ngapain

“Para Pandu Budaya itu lalu diarahkan untuk menyusun rencana kegiatan yang bertemakan Ekspresi Masyarakat Adat. Dari situ lalu para generasi muda Pandu Budaya  memutuskan membuat suatu festival kearifan lokal dan budaya daeranya yang bernuansa kedaulatan pangan,” ujar Sjamsul, Jumat (17/11).

Perhelatan Festival Genang Era berfokus pada segala objek pemajuan kebudayaan yang terkoneksi dengan cara pengolahan dan pengelolaan pertanian serta pangan di Flores Timur.

Genang Era berarti mewariskan benih dalam bahasa lokal masyarakat adat suku Lamaholot, Larantuka. Benih dalam hal ini memberi makna terkait pangan, serta nilai-nilai kebaikan kebudayaan masyarakat kampung Lamaholot.

Kampung Leworok dipilih menjadi lokasi kegiatan festival karena masyarakatnya masih kuat menjalankan tradisi ritus siklus pertanian yang berkaitan dengan pangan lokalnya.

November ini, masyarakat adat Kampung Leworok melakukan salah satu ritual siklus pertanian Ape Naha untuk “mendinginkan” tanah sebelum ditanami benih.

Gelaran Festival Genang Era dimeriahkan dengan serentetan acara budaya seperti pameran pangan lokal masyarakat adat dan teknologi tradisional, lokakarya pengelolaan makanan setempat, tur budaya ke komplek rumah adat, kunjungan ke lahan adat, melihat praktek panen madu, lomba cerita rakyat, pertunjukan seni kedaulatan pangan, dan ritual Ape Naha.

Kepala Balai Media Kebudayaan (BMK) Kemendikbudristek Retno Raswaty menuturkan Festival Genang Era juga menjadi program yang mempublikasikan nilai-nilai budaya dan ritual tradisi pengolahan pertanian dan pangan di Flores Timur.

“Nilai-nilai budaya sebagai identitas lokal perlu disebarkan melalui berbagai kegiatan dan dipublikasikan melalui berbagai media agar dapat diketahui masyarakat luas,” ucap Retno.

Festival Genang Era ini akan dipublikasikan melalui kanal Indonesiana.TV yang dikelola BMK sehingga menjadi tontonan kegiatan budaya yang edukatif kepada masyarakat luas untuk menambah cakrawala pengetahuan kebudayaan nasional. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasto Bongkar Skenario Istana soal MK, lalu Sebut Nama Pratikno


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler