jpnn.com, JAKARTA - Fitch Ratings telah menaikkan peringkat surat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan prospek stabil.
Peringkat itu merupakan satu level di atas ambang posisi investment grade yang disematkan Fitch sejak Desember 2011.
BACA JUGA: Ekspor dan Investasi Pacu Pertumbuhan Ekonomi
Rating tersebut menunjukkan bahwa risiko gagal bayar utang RI semakin kecil.
Di antara tiga lembaga rating yang paling dipercaya investor global, Fitch memang yang paling mula menyematkan rating investment grade sejak lembaga-lembaga itu mempretelinya pascakrisis ekonomi 1998.
BACA JUGA: Selisih Penerimaan dan Target Pajak Mencapai Rp 130 Triliun
Fitch memberikan rating investment grade pada Desember 2011. Moody’s menyusul tak lama kemudian.
S&P adalah yang paling akhir menyematkan rating investment grade, yakni pada Mei 2017.
BACA JUGA: Pengawasan Sulit, Bea Masuk Intangible Goods Harus Dikaji
Fitch dalam laporannya menyatakan bahwa peningkatan peringkat tersebut didukung, antara lain, makroekonomi yang stabil, kebijakan pengelolaan utang yang disiplin, serta iklim usaha yang membaik.
Perbaikan iklim usaha yang ditunjukkan adalah peningkatan ranking kemudahan berusaha atau ease of doing business (EODB).
Indonesia dinilai mampu mendorong peningkatan investasi langsung yang membantu perbaikan sisi eksternal Indonesia.
Hal itu sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk terus memacu investasi serta infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati menuturkan, peningkatan peringkat itu membuktikan pengelolaan keuangan negara cukup baik.
”Tapi, kalau dibilang puas, ya, belum puas,” ujarnya setelah menerima penghargaan keterbukaan informasi badan publik di Istana Wakil Presiden, Kamis (21/12).
Sementara itu, Menko Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, pemerintah akan terus melakukan upaya perbaikan agar kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik.
Hal tersebut bisa dicapai dengan kombinasi kebijakan yang sudah dilakukan tiga tahun ini.
Contohnya, pembangunan infrastruktur, kebijakan sektoral di industri pariwisata, dan kebijakan pemerataan ekonomi.
Mantan Dirjen Pajak itu menuturkan, dengan kenaikan rating tersebut, kepercayaan investor akan meningkat. Karena itu, pemerintah terus berupaya mempercepat perizinan berusaha melalui paket-paket kebijakan ekonomi.
Langkah yang dikombinasi dengan peningkatan kepercayaan investor tersebut diharapkan dapat mendongkrak penanaman modal di Indonesia. Termasuk tahun politik pada 2018 dan 2019.
”Orang masih saja wait and see (melihat dan menunggu). Wait and see apa lagi, sih, tahun politik tuh tidak apa. Kita pernah pengalaman melaksanakan pilkada, itu justru positif buat perekonomian,” tegas Darmin. (ken/jun/rin/c25/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bu Sri Mulyani dan Pak Kiai Dukung Ganjar Pimpin Jateng Lagi
Redaktur & Reporter : Ragil