Flash Mob Remo Warnai HUT ke-101 Kota Mojokerto

Jumat, 28 Juni 2019 – 09:43 WIB
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari ikut menari bersama. Foto: Istimewa

jpnn.com, MOJOKERTO - Hari jadi ke-101 Kota Mojokerto, Kamis (27/6) kemarin menjadi momen untuk membangkitkan kejayaan Kerajaan Majapahit dengan acara Kirab Budaya Banjaran Mojobangkit.

Meski format acara terinspirasi dari keanekaragaman budaya Nusantara dan kisah epik Kerajaan Majapahit, tetapi balutan kekinian tak ketinggalan.

BACA JUGA: NonMuslim Ditolak di Bantul, Ning Ita Pastikan Tidak Akan Terjadi di Kota Mojokerto

Salah satunya terjadi saat kirab yang mengambil start dari Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto itu sampai di garis finis di Kantor Pemkot Mojokerto. Para penari remo yang siap berancang-ancang menari diikuti dengan warga yang masuk arena.

Mereka ikut menari bersama para penari lainnya. Bahkan, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dan suami, Supriyadi Karima Saiful, ikut menari bersama. Jadilah acara ngeremo massal itu menyedot partisipasi semua warga yang memadati Kantor Pemkot.

BACA JUGA: Wali Kota Ita Kenang Jasa Banser Riyanto di Malam Tahun Baru

"Dengan tema 'Spirit of Mojopahit' kami ingin membangkitkan kembali kejayaan Kerajaan Majapahit. Namun, kemasannya juga tetap harus kekinian karena kami percaya yang kisah agung di masa lalu bisa dipadukan dengan konsep acara modern,” kata Ning Ita, panggilan akrab Ika Puspitasari.

BACA JUGA: Pimpin Kota Mojokerto, Ita Tak Malu Belajar dari Pakde Karwo

BACA JUGA: Pimpin Kota Mojokerto, Ita Tak Malu Belajar dari Pakde Karwo

Kirab tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara HUT ke-101 Kota Mojokerto yang digelar selama dua bulan ini. Kirab menampilkan kesenian Nusantara, arak-arakan patung Pancasila, hingga ornamen-ornamen dari Kerajaan Majapahit.

Barisan paling depan kirab dipimpin oleh 'cucuk lampah' yang terdiri dari sebarisan Mbok Ireng yang bersenjatakan sodo (lidi) lanang tumbak sewu dan bertugas membersihkan segala kejahatan (sukerti).

Selain itu, mereka juga menyingkirkan segala 'sengkolo rubedo' dan segala bentuk kejahatan angkara murka berupa tuntutan hidup dan pamomong, termasuk perlambang dari empat unsur kehidupan yaitu air, api, angin, tanah dan moncowarno.

Selain itu, ada juga simbol sodo lanang tumbak sewu alias lidi yang berjumlah tiga puluh tiga sesuai jumlah neptu hari dan pasaran dalam kalender Jawa. Maknanya, tidak akan pernah ada lagi kejahatan hadir di hari selanjutnya.

Ning Ita mengatakan, Kirab Budaya Banjaran Mojobangkit merupakan awal dari rangkaian pengembangan bagi para pelaku seni dan pegiat budaya untuk bersinergi serta berkolaborasi. "Ini tanggung jawab Pemkot Mojokerto ikut menjaga, melindungi dan melestarikan budaya lokal," ucapnya.

Ning Ita berharap melalui acara-acara seperti ini generasi muda dan kaum milenial semakin mencintai budaya lokal dan tidak terpengaruhi budaya asing sehingga terbentuk budaya berkarakter. (*adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, Srikandi Pemimpin Baru Kota Mojokerto Dilantik


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler