Foto Merentangkan Tangan Saja Harus Gantian

Sabtu, 22 Juni 2013 – 15:46 WIB
Patung Kristus Penebus (bahasa Portugis: Cristo Redentor) adalah patung Yesus Kristus dengan gaya arsitektur Art Deco terbesar dan terdapat di Rio de Janeiro, Brasil.(19juni2013) FOTO: RAKA DENNY/JAWAPOS

Ketika Brasil diguncang demonstrasi besar-besaran sepekan terakhir, simbol kedamaian masih terwakili oleh Cristo Redentor (Christ the Redeemer alias Kristus Sang Penebus) yang sekaligus menjadi destinasi utama turis. Berikut laporan DANI NUR SUBAGYO dan RAKA DENNY dari Rio de Janeiro.

jpnn.com -

jpnn.com -

BACA JUGA: Para Siswa Fasih Nyanyikan Lagu Indonesia Raya

---

BACA JUGA: Tiga Sahabat di Bali Reuni Turun-temurun hingga Cucu-Cicit

jpnn.com -

SETELAH menaiki jalan berbatu yang tidak terlalu mulus dan berkelok-kelok selama lebih dari sepuluh menit, mobil van sewaan Jawa Pos sampai di pintu masuk Taman Nasional Hutan Tijuca. Jalan itu merupakan satu-satunya akses dari arah Kota Rio de Janeiro, ibu kota Brasil, menuju taman yang berada di Bukit Corcovado dengan patung terkenal Kristus Sang Penebus berada di puncaknya.

BACA JUGA: Mendirikan Lembaga Riset Halal Terbesar Di Dunia

jpnn.com -

Jalan yang banyak dipenuhi favela (sebutan rumah susun yang kumuh di Brasil) bernama Rua Cosme Velho tersebut relatif tak terlalu lebar. Nyaris tak tersisa ruang kosong ketika dua kendaraan bersimpangan. Separo lebih badan jalan juga bakal tertutupi ketika kendaraan yang mengangkut penumpang besar seperti bus diparkir.

jpnn.com -

Taman Nasional Hutan Tijuca menjadi batas terakhir semua kendaraan calon pengunjung patung Kristus Sang Penebus harus berhenti. Untuk masuk ke taman, pengunjung berganti menaiki van yang telah disediakan pengelola wisata. Hanya mobil milik pejabat atau polisi yang diperbolehkan masuk. Di situ pula calon pengunjung membeli tiket. Tarifnya 19,36 reais atau sekitar Rp 87 ribu per orang yang berlaku sama untuk dewasa maupun anak-anak.

jpnn.com -

Van khusus itu membawa pengunjung mengitari jalanan berkelok-kelok (setidaknya sembilan kelokan) dengan waktu sekitar lima menit sebelum sampai di area parkir. Ada pula alternatif naik ke puncak. Yakni, menaiki kereta listrik konvensional yang berangkat dan pergi setiap 20 menit. Hanya, perjalanannya lebih lama (sekitar 20 menit) hanya untuk menempuh rel sepanjang 3,8 km.

jpnn.com -

""Ayo cepat naik agar bisa segera foto-foto,"" kata Marcelo Costa kepada Elena, pasangan turis asal Cile, ketika van yang juga kami tumpangi baru saja berhenti di area parkir.

jpnn.com -

Marcelo yang membawa kamera profesional itu memang tak ingin berdesak-desakan dengan pengunjung lain saat naik ke puncak. Untuk menuju puncak yang memiliki ketinggian 710 meter di atas permukaan laut tersebut, pengunjung masih harus menaiki lift dan berlanjut dua kali eskalator. Total ada tiga lift dan empat eskalator yang tersedia. Hanya, ketika koran ini berkunjung Rabu siang waktu setempat (19/6), salah satu eskalator rusak.

jpnn.com -

""Eskalator itu rusak bukan semata karena pengunjung. Mungkin waktunya diservis saja. Pengunjung memang meningkat saat pertengahan tahun, apalagi Brasil menjadi tuan rumah turnamen sepak bola (Piala Konfederasi, Red). Sehari rata-rata bisa 3-4 ribu pengunjung," tutur Cristine da Silva, satu di antara 13 guarda municipais (satuan penjaga kota, tapi bukan polisi) yang bertugas setiap hari di area Kristus Sang Penebus.

jpnn.com -

Siang itu saja hampir 150 orang menyesaki puncak patung yang diresmikan pada 12 Oktober 1931 tersebut. Mereka berebut foto dengan gaya merentangkan tangan. Seperti ingin menirukan bentuk patung yang memiliki tinggi 130 kaki atau 39,6 meter (termasuk tinggi fondasi 8 meter), dengan lebar rentang tangan 28 meter serta berbobot 635 ton itu. Tinggi Kristus Sang Penebus masih kalah oleh Cristo de la Concordia di Cochabamba, Bolivia. Patung Kristus yang di Bolivia itu setinggi 40,44 meter (132,7 kaki). Konon tertinggi di dunia.

jpnn.com -

Spot foto yang bagus ada di sisi utara, dengan menuruni tangga seperti turun satu lantai. Tapi, di situ pula pengunjung berdesak-desakan. Saking sesaknya, merentangkan tangan saja sulit karena beberapa kali mengenai badan pengunjung lain.

jpnn.com -

"Sulit mendapatkan jepretan foto yang bagus (sambil merentangkan tangan). Tidak mungkin juga menunggu sepi," keluh Tony Waldemir dos Santos, turis lokal dari Porto Alegre.

jpnn.com -

Selain di sisi utara, bagian belakang patung bisa menjadi spot foto menarik. Di situ terdapat kapel berukuran 5 x 5 meter yang diberi nama sesuai dengan nama santa pelindung Brasil, Nossa Senhora Brasil Aparecida atau Our Lady of Apparate. Kapel itu diresmikan pada Oktober 2006.

jpnn.com -

Ada pula dua turunan tangga yang bersatu menuju dua objek patung. Yang satu patung Kardinal Dom Sebastiao Leme, sedangkan satunya patung Heitor da Silva Costa. Leme adalah kardinal kedua di Brasil sekaligus yang ikut meresmikan Kristus Sang Penebus. Sedangkan Costa tak lain insinyur yang mendesain patung yang tak hanya menjadi simbol Katolik, melainkan juga ikon Kota Rio de Janeiro dan Brasil itu. Di sisi lain, pemahat patung berbahan tulang beton dan batu sabun (soapstone) tersebut, Paul Landowski, merupakan orang Prancis berdarah Polandia.

jpnn.com -

Di puncak juga terdapat jasa foto instan bagi yang tidak membawa kamera atau ingin hasil fotonya jadi suvenir. Misalnya, di-frame dalam rol film, mangkuk keramik, sampai gantungan kunci. Harganya bervariasi, mulai yang paling murah 7 reais (Rp 31.500) untuk bingkai rol film kecil sampai 40 reais (Rp 180 ribu) untuk foto ukuran 10 R.

jpnn.com -

Ada tiga jasa foto resmi di sana dan mereka digilir setiap hari. Yang mendapat giliran hari itu adalah Ronaldo, seorang kakek berusia 80 tahun asli Rio.

jpnn.com -

"Saya sudah 46 tahun di sini," ucap Ronaldo yang mengaku Jawa Pos sebagai orang Indonesia pertama yang ditemuinya selama bekerja di Kristus Sang Penebus.

jpnn.com -

Lantaran penuhnya area untuk berfoto dengan latar belakang patung, sebagian pengunjung memilih berfoto dengan latar belakang panorama. Misalnya, di sisi utara Bandara Internasional Galeao beserta Jembatan Niteroi, Danau Rodrigo de Freitas, dan empat pantai di kawasan Zona Sul (Copacabana, Arpoador, Ipanema, serta Leblon).

jpnn.com -

Di sebelahnya ada pula papan informasi mengenai sejarah pembangunan Kristus Sang Penebus. Satu di antara tujuh keajaiban dunia modern (ditetapkan pada Juli 2007) itu awalnya merupakan gagasan dari imam Katolik Pedro Maria Boss. Pada pertengahan 1850-an dia meminta dana kepada Putri Isabel yang mewakili pihak kerajaan untuk membangun sebuah monumen keagamaan yang besar di atas bukit.

jpnn.com -

Putri Isabel tidak begitu tertarik akan ide tersebut dan rencana pendirian sama sekali diabaikan meskipun pada 1889 Brasil telah menjadi negara republik dengan undang-undang yang mewajibkan pemisahan antara gereja dan negara. Proposal kedua kembali dibuat pada 1921 oleh Keuskupan Agung yang juga membuat acara semana do monumento (pekan monumen) untuk menarik sumbangan dan mengumpulkan tanda tangan mendukung pembangunan patung.

jpnn.com -

Puncak Corcovado akhirnya dipilih sebagai lokasi karena menyerupai punuk atau bungkuk sehingga terlihat dari berbagai sudut penjuru kota di Brasil. Sedangkan di antara beragam desain patung yang diajukan kala itu, patung Kristus Sang Penebus dengan tangan terbuka yang dipilih. Pada 1922 pembangunan patung itu dimulai dan selesai serta diresmikan sembilan tahun kemudian.

jpnn.com -

Sampai sekarang Kristus Sang Penebus mengalami beberapa kali renovasi maupun upgrade. Di antaranya, lampu sorot yang dulu hanya dinyalakan dengan pionir radio gelombang pendek. Juga, adanya lift dan eskalator untuk memudahkan para pengunjung, khususnya kaum difabel, untuk naik. Sebab, diperlukan setidaknya 220 langkah untuk "memanjat" ke puncak sebelum adanya fasilitas modern tersebut. (*/c10/ari)

jpnn.com -

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sadar Jadi Cucu Pahlawan Setelah Mengunjungi Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler