JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral (TNI) George Toisutta yang segera memasuki masa pensiun telah menyiapkan tujuh perwira TNI AD sebagai calon penggantinyaNamun demikian, nama Pangkostrad Letjen Pramono Edhie Wibowo disebut punya peluang paling besar untuk duduk di kursi KSAD.
Penilaian itu disampaikan Ketua Fraksi PDIP DPR, Tjahjo Kumolo saat dihubungi JPNN, Minggu (12/6)
BACA JUGA: Bursah Zarnubi Dituding Bermanuver untuk PAN
Tjahjo mengakui bahwa Pramono Edhie Wibowo yang juga ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu memang paling berpeluang dibandingkan enam calon lainnyaBACA JUGA: Klan Cikeas Tetap Berhak Nyalon Asal Berkualitas
Sebelumnya, nama selain Pramono yang diusulkan untuk menjadi kandidat KSAD antara lain Wakasad Letjen Budiman, Dankodiklat Letjen Marciano, Kasum Mabes TNI Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo, Rektor Unhan Letjen TNI Syarifudin Tipe, Sesmenko Polhukam Letjen Hotmangaraja Panjaitan dan staf ahli Panglima TNI Letjen M Noer Moeis
Dari nama-nama itu, Pramono merupakan kandidat terkuat
BACA JUGA: Menteri dari Parpol Picu Korupsi
Alumnus Akademi Militer tahun 1980 tersebut disebut Tjahjo sebagai perwira dengan bintang paling bersinarTjahjo pun mengakui bahwa Pramono yang pernah menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri, sarat dengan beragam penugasanSebelum dipercaya sebagai Pangkostrad, Pramono sudah menempati posisi-posisi penting di TNIDi antaranya adalah Pangdam Siliwangi dan Danjen Kopassus"Jadi paling lengkaplah soal pengalaman tugasnya," papar Tjahjo.
Karenanya politisi PDIP di Komisi I DPR yang membidangi pertahanan dan luar negeri itu tak menampik anggapan bahwa Pramono juga berpeluang sebagai calon Panglima TNI"Sekarang bintangnya paling cemerlang dan memungkinkan sebagai calon Panglima TNI yang akan datang," pungkas Sekjen PDI Perjuangan itu.
Terpisah, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menyerahkan proses pergantian KSAD kepada mekanisme internal TNIMeski demikian, Mahfudz berharap objektivitas dalam penilaian dan proses jenjang karir harus tetap dikedepankan di tengah upaya TNI meningkatkan profesionalitasnya
"Harus diakui ada sensitivitas publik ketika proses perekrutan ada sentiment kekerabatanItu harus dipertimbangkan Mabes TNINamun sepenuhnya ini kewenangan oleh Mabes TNINanti penilaian terakhir memang oleh Presiden," ucap Mahfudz.
Menurut politisi PKS itu, siapapun calon yang terpilih sebagai KSAD harus figur yang benar-benar mampu dan punya terobosan untuk meneruskan reformasi TNILantas siapa di antara tujuh nama calon itu yang dijagokan Mahfudz maupun PKS? "Saya sendiri tidak punya preferensi apa-apa terhadap nama-nama ituKita serahkan sepenuhnya ke TNIYang penting objektif," tandasnya.
Selain itu, kata Mahfudz mengingatkan, hal yang juga perlu diingat adalah tingkat penerimaan publik terhadap figur KSAD"Selain pertimbangan objektivitas prestasi dan jenjang karir, ada aspek lain seperti hubungan keluarga ada juga masalah kasus HAMItu harus dipertimbangkan agar tingkat penerimaan publik bisa dipastikan," cetusnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dilapori, KPK Selidiki Kolusi Fadel
Redaktur : Tim Redaksi