Pelari ultramaraton veteran asal Australia, Pat Farmer, telah melewati garis finish sehari lebih awal dari yang diperkirakan dalam rute epic melintasi India untuk menggalang dana bagi anak perempuan yang kurang beruntung.
Pelari berusia 54 tahun ini berlari sejauh 4.400 kilometer, dengan jarak rata-rata 80 kilometer per hari, selama 64 hari.
BACA JUGA: Aktor Russell Crowe Mungkin Filmkan Tragedi Kapal Karam di Australia Barat
Dua hari berlari, mantan anggota Parlemen Australia ini, sempat dibawa ke rumah sakit setelah pingsan akibat kepanasan dan dehidrasi, tapi ia kembali berlari hari itu juga.
Berbicara kepada media tak lama setelah melintasi garis finish pada (29/3) siang di Srinagar, kaki pegunungan Himalaya, ia berbicara tentang kelegaan dan kegembiraan-nya.
BACA JUGA: Aplikasi Belajar Bagi Siswa Autis Siap Dirilis September
"Saya benar-benar merasa gembira ... Ini telah menjadi perjalanan yang luar biasa," akunya.
Pat menceritakan, "Komisaris Tinggi India ketika di Australia berkata kepada saya: 'Pat, jika Anda melakukan lari ini, ini akan menjadi yang terbesar yang pernah Anda lakukan' ... dan ia benar 100% benar.”
BACA JUGA: Rencana Perubahan Lini Masa Instagram Tuai Protes Pengguna dan Seleb Medsos
"Pemandangan di sini berubah secara teratur, saya bisa mengerti mengapa mereka menyebutnya 'India yang luar biasa'. Ini lari dari laut ke gunung yang sebenarnya dengan keragaman ekstrim; bahasa yang berbeda, budaya yang berbeda, agama yang berbeda,” jelasnya.
Pat menyambung, “Ini perjuangan tapi sungguh fantastis dan benar-benar berharga."
Ia mengatakan, dirinya berhasil memangkas satu hari dari perkiraan durasi 65 hari "penuh kekhawatiran" bahwa ia tak akan mampu menyelesaikan larinya karena tanah longsor dan banjir lumpur di sepanjang rute.
"Jalan-jalan dipotong, dan ada beberapa hari di mana mereka hanya membiarkan lalu lintas bergerak dalam satu arah, meskipun kami memiliki pengawalan tentara dan polisi," ceritanya.
"Saya bisa memanjat ke puncak itu semua dan terus berlari, kadang-kadang dengan lumpur setinggi lutut. Kru saya terus mengikuti dan terjebak bersama saya,” tuturnya.
Ia menambahkan, "Saya sudah cukup putus asa untuk mendorong lebih keras dan lebih cepat serta lebih jauh dari yang saya biasa lakukan pada beberapa hari itu karena saya khawatir kami mungkin sampai ke tahap di mana mereka tak akan membiarkan kami menyelesaikan lari sama sekali karena jalannya terlalu berbahaya."
Perasaan terbaik di dunia
Setelah melintasi garis finish, Pat mengatakan, tubuhnya "merasa fantastis pada saat itu", "tapi mungkin pingsan sekitar 15 sampai 20 menit ke depannya".
"Ini salah satu perasaan terbaik di Bumi untuk melihat rencana di kepala Anda dan kemudian menuangkannya di potongan kertas dalam bentuk peta di atas meja dapur rumah, dan kemudian melacaknya dan melihat nama dan tempat yang belum pernah Anda dengar sebelumnya, atau bahkan belum pernah anda bayangkan, dan berubah menjadi ajang lari yang memengaruhi jutaan orang di sini dan menyentuh kehidupan begitu banyak orang," ungkapnya.
Ia menyambung, "Ini mungkin juga menjadi salah satu misi diplomasi yang paling signifikan antara Australia dan India pada tingkat akar rumput. Itulah yang disebut-sebut pers India,”
Pat mengatakan, ia telah menerima bahwa "Anda harus nyaman dengan menjadi tak nyaman dalam menjalankan aktivitas ini", tetapi mengatakan bahwa ia kemungkinan mengalami "berbagai cedera dan memar serta sakit dan nyeri" yang jelas dalam beberapa hari ke depan.
"Tapi untuk saat ini semuanya cukup baik dan semuanya masih bekerja," akunya.
Ketika ditanya bagaimana ia berhasil berlari kembali setelah menderita kelelahan panas pada hari kedua, ia mengatakan, ia hanya terus berlari.
"Tak mudah situasinya ketika Anda membawa beban kedua negara di pundak Anda," kemukanya.
Mimpikan kue dan bir
Mantan pembicara motivasi ini mengatakan, ia terkejut akan jumlah orang yang berlari di sampingnya.
"Ratusan ribu orang benar-benar bergabung dengan saya di jalan dari waktu ke waktu. Itu di luar kendali, lalu lintas sungguh gila, dan tanpa tentara dan polisi yang memantau semua nya, itu tak akan terjadi," ungkapnya.
Pat mendesak agar masyarakat menyumbangkan dan membantu mendanai pendidikan anak perempuan yang kurang beruntung di India.
"Kita bisa membuat perbedaan besar untuk anak-anak ini, dan saya telah bertatap muka dengan mereka, dan saya akan menggalang dana bagi mereka untuk waktu yang lama," jelasnya.
Untuk saat ini, Pat menyebut, ia memimpikan "Kue black forest besar dan bir dan mandi”.
"Mungkin saya akan makan kue black forest-nya sementara saya ada di kamar mandi," ujarnya tertawa.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Air Liur Kutu Potensial Obati Penyakit Kelainan Darah Mematikan