Gamawan Emosi, Tak Takut Diganti

Jumat, 17 Desember 2010 – 07:02 WIB
Paripurna : Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi (kanan) berjalan meninggallkan ruang sidang Paripurna Nusantara II di Gedung DPR, Kamis (16 Des 2010) di Jakarta. Sidang Paripurna DPR yang mengagendakan mengesahkan RUU Partai Politik (Parpol) menjadi Undang-Undang. Foto: Mustafa Ramli/Jawa Pos

JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi benar-benar emosi lantaran tidak diberi kesempatan menanggapi interupsi yang dilakukan anggota DPR Ario Bima di paripurna DPR, Senayan, kemarin (16/12)Dia menilai, anggota DPR sudah tidak bisa lagi menghargai pemerintah

BACA JUGA: Kesaksian Mantan Kapolres Untungkan Susno

Padahal, kata Gamawan, kedudukan pemerintah dengan DPR itu sejajar.

Begitu balik dari Senayan, kepada wartawan yang biasa meliput di kantornya, kemarin Gamawan menyampaikan perasaannya
"Kalau dibilang tadi saya emosi, iya saya emosi

BACA JUGA: KPK Masih Sibuk Periksa Saksi Kasus Langkat

Kita ini, setara dalam pemerintahan
Kalau ada berbeda pendapat itu biasa, saling menghormatilah

BACA JUGA: Adnan Buyung Pasang Badan, Bupati Heran

Tapi dia (Ario Bima, red) malah menggurui," kata Gamawan dengan mimik serius

Lebih lanjut, pria berkumis tebal itu pun mempertanyakan kedewasaan berdemokrasi Ario BimaGamawan sungguh merasa tersinggung"Saya punya harga diri, martabatMartabat saya lebih penting daripada jabatanJabatan bukan segala-galanyaTidak usah menakut-nakuti saya dengan reshuffleSaya tidak takut, harga diri saya lebih berharga daripada sekadar jabatan," ujar mantan bupati Solok yang menjadi gubernur Sumbar karena diusung PDIP itu.

Dikatakan Gamawan, dirinya punya sikap dan integritasSikapnya yang ngotot mengenai mekanisme pemilihan untuk gubernur DIY, katanya, bukan untuk mencari-cari poin politikDia mengaku hanya menjalankan tugas dan sama sekali tidak mempunyai kepentingan politik"Saya dihujat secara pribadi di forum resmiSaya perlu menjelaskan kepada publik karena komentar itu sekarang sepotong sepotong, dikait-kaitkan dengan hal-hal yang tidak menyangkut substansiRakyat harus mengerti secara jernih," bebernya.
Dijelaskan, selama ini pemerintah selalu menghargai perbedaan pendapat yang berkembang di masyarakat, termasuk yang disampaikan para anggota dewanTapi mengapa dalam persoalan RUU DIY, kata Gamawan, pendapat pemerintah selalu disalahkan"Kita menjelaskan, disalahkan, saya minta waktu untuk menjelaskan malah dibilang over actingMalang betul pemerintah iniMinta waktu bicara saja over actingDia menyalahkan, menghujat saya sekasar itu tidak over actingAdil tidak itu? Kerja sama yang tidak adilSaya kan tadi hadir atas nama presiden, mewakili pemerintah," katanya.

Dikatakan, mestinya pembicaraan mengenai RUU DIY dilakukan ketika sudah masuk di DPR"DPR lah yang mendengarkan suara, ini kan usulan pemerintah.Tapi banyak orang yang belum baca sudah berkomentar," katanya.

Sebelumnya, begitu usai paripurna dengan agenda pengambilan keputusan atas RUU Parpol, Gamawan sudah mengeluhkan perlakuan yang dialaminya itu."Saya kecewa ketika mau menjelaskan, gak boleh bicaraSaya ingin menjelaskan saudara Aria, masak saya gak boleh bicara? Kalau dia saya hormati untuk bicara, masak saya gak boleh bicara? Bagaimana mau demokrasi?" ucapnya(sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek e-Passport Harus Terintegrasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler