jpnn.com, JAKARTA - Bank Pembangunan Daerah (BPD) kini bisa bekerja sama dengan Sparkassenstiftung fuer Internationale Kooperation (Savings Banks Foundation for International Cooperation/SBFIC).
SBFIC adalah bank daerah asal Jerman yang memberikan layanan keuangan nondiskriminatif untuk semua warga.
BACA JUGA: Ini Penyebab Kredit Perbankan pada UMKM Rendah
Mereka tidak melihat tingkat pendapatan maupun kondisi keuangan dan menyalurkan kredit ke UMKM.
SBFIC telah memberikan lebih dari 200 proyek bantuan teknis kepada sekitar 80 negara dan saat ini sedang mengerjakan 34 proyek di 36 negara.
BACA JUGA: Perbankan Target Pertumbuhan Kredit Hingga 12 Persen
Proyek bantuan teknis SBFIC di Indonesia dimulai pada 2005 kepada BPD Aceh.
Program tersebut memberikan penyaluran kredit channeling dari Grup Sparkassen Jerman kepada pengusaha UMKM di Aceh yang terkena dampak tsunami.
BACA JUGA: Perbankan Perketat Persyaratan, Program Sejuta Rumah Percuma
Kali ini, BPD akan mendapat bantuan teknis dari SBFIC untuk mengembangkan kredit produktif kepada UMKM.
Sebab, BPD belum mampu membukukan porsi penyaluran kredit UMKM sesuai harapan regulator, yakni 20 persen.
’’Kami masih 5–6 persen saja penyalurannya. Memang saat ini lebih banyak disalurkan untuk kredit konsumtif seperti KPR (kredit pemilikan rumah),’’ kata Ketua Asosiasi BPD Kresno Sediarsi di sela-sela peresmian kerja sama SBFIC dengan Asbanda dalam pengembangan kredit usaha mikro, Kamis (15/6).
Kerja sama yang dimaksud adalah bimbingan teknis dari SBFIC pada BPD di Indonesia.
Bimbingan tersebut dilakukan dalam hal pengembangan SDM dan manajemen dalam penyaluran kredit usaha mikro.
Bimbingan itu menggunakan metode yang selama ini diterapkan SBFIC dalam menyalurkan kredit usaha mikro.
’’Metodenya, tidak pakai asumsi dan proyeksi dalam melakukan bisnis. Juga, ada satu mentor untuk maksimal enam account officer yang mengurusi kredit usaha mikro,’’ lanjut Kresno.
Sebelumnya, SBFIC memberikan bantuan teknis kepada enam BPD untuk mengembangkan kredit usaha mikro serta mendukung program transformasi.
Enam BPD tersebut adalah BPD Sumut, BPD DIY, BPD Kalbar, BPD SulutGo, BPD Jateng, dan BPD Papua.
Proyek itu dibiayai German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ).
Per Maret 2017, realisasi penyaluran kredit usaha mikro dari enam BPD itu mencapai Rp 1,5 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 50.091 nasabah.
Rasio kredit macetnya cukup rendah, yakni 1,48 persen.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan, ekspektasi kepada BPD amat besar.
Namun, BPD masih belum banyak berkembang di tengah hiruk pikuk pembiayaan yang dilakukan bank umum nasional saat ini.
”Kalau BPD tidak menyasar kredit UMKM, nanti pangsa pasar di daerahnya tergerus oleh bank-bank umum nasional tadi,’’ katanya. (rin/c7/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pecah Saldo Rp 1 Miliar ke Beberapa Rekening Termasuk Pelanggaran
Redaktur & Reporter : Ragil