jpnn.com - JAKARTA - Mantan Wakil Kepala BIN As'ad Said Ali menyarankan, perkembangan ISIS yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia belakangan ini, menuntut penanganan yang lebih komprehensif.
Pendekatan keamanan, menurut dia, tidak cukup untuk membendung gerakan kelompok radikal tersebut.
Dia menyarankan, pemerintah perlu menggandeng organisasi-organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam seperti NU dan Muhammadiyah, untuk membentengi dari sisi ideologi.
BACA JUGA: Beban Kerja Pegawai Pajak Cukup Berat?
Mereka perlu diajak untuk bersama-sama memoderasi pandangan-pandangan di tengah masyarakat yang terlanjur ekstrim.
"Itu langkah bijak, jadi bukan aparat keamanan saja," kata As"ad dalam keterangannya, di Jakarta, kemarin.
Dia menunjuk kalau ada beberapa hal yang berkembang di sejumlah kelompok masyarakat dan perlu terus-menerus diluruskan. Diantaranya menyangkut isu khilafah islamiyah.
BACA JUGA: Inilah Daftar Tunjangan PNS Ditjen Pajak yang Bikin Ngiri
"ISIS seperti halnya kelompok radikal Al Qaeda menganggap, kalau model tersebut adalah satu-satunya sistem politik di Islam. Sistem lain dianggap kafir, ini yang perlu diluruskan," tandas wakil ketua umum PB NU tersebut.
Hal yang sama, lanjut As'ad, juga menyangkut isu jihad dan pengkafiran. Dua isu tersebut selama ini juga telah banyak melenceng di sebagian masyarakat.
"Di sinilah perlunya pelibatan ormas-ormas Islam, setidaknya untuk membentengi lingkungan internal masing-masing dari perembesan radikalisme," imbuhnya. (wan/bil/dyn)
BACA JUGA: Inilah Persembahan Terakhir untuk Keluarga Korban QZ8501
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Tak Perlu Perppu Menyelesaikan WNI yang Terlibat ISIS
Redaktur : Tim Redaksi