jpnn.com, RENGASDENGKLOK - Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo terpantau telah mendatangi Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong, Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/12), dengan didampingi sang istri Siti Atikoh Suprianti.
Kedatangan Ganjar dilakukan di sela-sela aktivitas eks Gubernur Jawa Tengah itu berkegiatan di Karawang pada kampanye hari ke-18 Pilpres 2024.
BACA JUGA: Datangi Rumah Sejarah, Ganjar Duduki Kursi yang Dipakai Bung Karno Susun Naskah Kemerdekaan
Ganjar selama di sana bahkan sempat mencoba duduk di bangku yang pernah dipakai Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno merumuskan naskah kemerdekaan.
BACA JUGA: Muhyani Jadi Tersangka setelah Menusuk Maling Demi Membela Diri, Sahroni: Bebaskan!
Tidak hanya itu, Ganjar selama di lokasi sempat melihat area dalam Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong yang banyak terpasang barang memorabilia bergambar Bung Karno.
Langkah Ganjar yang datang ke Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong rupanya lebih dahulu dilakukan capres nomor urut satu Anies Baswedan.
BACA JUGA: Prabowo Langsung Mengelap Dahi dan Pipi saat Ditanya Ganjar soal Pelanggaran HAM Berat
Eks Gubernur DKI Jakarta itu terpantau datang ke lokasi ditemani Presiden PKS Ahmad Syaikhu pada Senin (4/12) atau tujuh hari masuk masa kampanye Pilpres 2024.
Anies setelah kunjungan bahkan mengusulkan biaya listrik dan pajak bumi dan bangunan terhadap rumah bersejarah tidak dibebankan.
“Minimal pemerintah bisa kerjakan operasi yang dari pemerintah saja listriknya dinolkan, yang kedua PBB-nya dinolkan,” ucap Anies di Karawang, Senin.
Sementara itu, capres nomor urut dua Prabowo Subianto selama masa kampanye pilpre 2024 belum terpantau pernah mendatangi Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong.
Prabowo memang pernah mengunjungi rumah tersebut. Namun, dilakukan pada Pilpres 2009 ketika eks Danjen Kopassus itu menjadi cawapres pendamping Megawati Soekarnoputri.
Diketahui, Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong adalah lokasi yang dipakai pemuda untuk menyembunyikan Bung Karno dan Bung Hatta setelah peristiwa penculikan dua tokoh bangs itu.
Para pemuda diketahui membawa Bung Karno dan Bung Hatta dari Jakarta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 atau sehari sebelum proklamasi kemerdekaan.
Para pemuda ketika itu menculik Bung Karno dan Bung Hatta agar kedua tokoh bisa sesegara mungkin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Memandu Sorak saat Debat Capres, Gibran Dapat Teguran KPU
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan