JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR, Zainun Ahmadi, menilai penayangan iklan salah satu produk yang dibintangi almarhum Mbah Maridjan tidak pantas lagi ditayangkanPolitisi yang duduk di komisi yang membidangi urusan sosial dan bencana itu mengatakan, penanyangan iklan yang menggunakan Mbah Maridjan sebagai bintang iklan jelas melanggar etika.
"Secara etika, rasanya tidak pantas lagi sebuah perusahaan tetap menampilkan bintang iklannya Mbah Maridjan setelah yang bersangkutan almarhum akibat terkena awan panas (wedhus gembel) letusan Gunung Merapi," kata Zainun Ahmadi, di DPR, Senayan Jakarta, Senin (8/11).
Apalagi, kata Zainin, penayangan iklan dimaksud untuk kepentingan bisnis
BACA JUGA: DPR Didesak Segera Gelar Fit and Proper Test Pimpinan KPK
Ia menilai secara manusiawi hal itu akan berakibat pada kesedihan yang berkepanjangan bagi keluarga yang ditinggalSebelumnya, Mbah Maridjan (alm) yang bergelar Raden Panewu Suraksohargo, adalah abdi dalem Keraton Yogyakarta yang ditugaskan menjadi juru kuncu Gunung Merapi
BACA JUGA: Pemerintah Dinilai Masih Lamban, Tapi Ada Kemajuan
Semasa hidupnya, Marijan pernah dikontrak sebuah perusahan jamu nasional untuk membintangi produknyaNamun Zainun mengingatkan, lebih baik perusahaan itu menghentikan tayangan iklan yang menampilkan Mbah Marijan sebagai bintang iklannya
BACA JUGA: Siapkan Rp100 M Beli Ternak Korban Merapi
"Setelah almarhum, sosok Mbah Marijan tidak etis ditayangkan demi kepentingan bisnis," tegasnya.Sosok Mbah Maridjan, lanjut Zainun, lebih tepat sebagai suri tauladan bagi bangsa Indonesia dalam konteks tokoh yang setia dan bertanggung jawab atas beban tugas"Kalau masih ditayangkan sebagai bintang iklan, selain tidak etis juga mengecilkan arti dan eksistensi Mbah Marijan semasa hidupnya," tegas politisi PDIp itu.
Penilaian serupa juga dilontarkan anggota DPD dari Provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta, A Hafidh AsromApalagi, Mbah Marijan merupakan salah satu korban letusan Merapi"Semestinya, demi menghormati keluarga yang ditinggalkan, iklan itu harus dihentikan tayangannya," kata Hafidh.
Karenanya Hafidh menyarankan agar perusahaan bersangkutan menyatakan sikap turut berduka, dan menyampaikan penghargaan terhadap almarhum melalui keluarga yang ditinggal“Sekarang kan keluarga masih dirundung duka, masyarakat Yogjakarta pun masih diliputi bencana, alangkah baiknya jika perusahaan itu membuat pernyataan publik turut berduka, dan memberikan penghargaan kepada almarhum melalui keluarga yang ditinggal,” pungkasnya(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahfud dan Tim Investigasi Diminta Tak Berkoar-koar
Redaktur : Tim Redaksi