Gara-gara Rp50 Ribu Pemuda Dibunuh

Sabtu, 03 Agustus 2013 – 15:05 WIB

jpnn.com - SAMARINDA-Tangisan Masrun (54), pilu terdengar di kamar jenazah RSUD A Wahab Sjahranie, Samarinda, Jumat (2/8) dini hari. “Kenapa kamu, Nak,” ucap Masrun.

Kata-kata itu diulang berkali-kali. Anak sulungnya, Eko Dimas (20), tewas bersimbah darah dua jam sebelumnya di kamar indekos, Jalan Suwandi Blok B, No 54, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu. Tersangka pembunuhnya tak lain adalah kawan indekos korban. Eko baru satu bulan ini training di Hotel Grand Victoria.

BACA JUGA: Dua Bocah Curi Petasan untuk Jajan

Masrun sangat terpukul atas kejadian yang menimpa anaknya ini. Beberapa kali pria berkumis ini tersandung, bahkan nyaris jatuh. Berdiri pun hampir tak bisa. Terlebih saat ia melihat jasad anaknya terbujur kaku di kantung berwarna kuning.  Pria yang mengenakan jaket hitam tersebut lantas memeluk jasad anaknya yang tak bernyawa itu.

Air matanya seolah habis di atas kantung mayat tersebut. “Saya masih belum tahu bagaimana cara untuk memberi tahu istri saya tentang kejadian ini,” ucap Masrun sesekali terisak.

BACA JUGA: Dihabisi Gara-Gara Gagal Aborsi

Sepupu sekali Eko, Siti Aminah (27), tidak menyangka hal buruk menimpa saudaranya. “Dua minggu lalu dia masih datang ke rumah saya bersama kekasihnya,” ucap perempuan berjilbab ini. Di mata keluarga Eko dikenal pendiam dan cenderung selalu menghindar dari permasalahan.  

Siti sangat terkejut dengan kabar dari kepolisian yang menimpa sepupunya ini. “Saya kira Eko kena razia motor, karena sekitar dua bulan lalu juga dia sempat terkena razia karena belum memiliki SIM,” tuturnya bergetar.

BACA JUGA: Pemalak Bersenpi Jalinsum Diringkus

Siti mengatakan, sebelum tinggal di indekos yang sekarang, Eko sempat indekos di Gang Pelayaran, Jalam M Yamin. “Saya kira kejadiannya terjadi di sana,” ujar Siti.  Jebolan pesantren ini adalah sulung dari dua saudara. Eko memiliki adik perempuan yang usianya tidak terlampau jauh dari dirinya. Sang sulung inilah yang sebenarnya diharapkan menjadi harapan keluarga. Belum hal itu terwujud, nasib malang menimpa Eko.

Dua jam sebelumnya, Kamis (1/8) malam, Indekos Putra di Jalan Suwandi, Blok B itu mendadak mencekam. Joko Muliadi (44), pemilik indekos menyaksikan tragedi berdarah yang terjadi di lantai dua. Pembunuhan terhadap Eko dilakukan Farid (23), seorang cleaning service di Robinson (SS), menggunakan pisau dapur stainless bergagang kayu.

Sepuluh menit sebelumnya, Joko mendengar teriakan dari lantai dua indekos miliknya. Kala itu, jeritan itu mengalahkan suara TV. Penasaran dengan suara tersebut, dia langsung berlari ke halaman rumah dan mencoba mencari tahu asal suara tersebut. Pekikan itu persis dari kamar Eko. Dia melihat lampu dari kamar eko menyala dan pintunya terbuka, tapi tak lebar.

“Waktu itu penghuni indekos pada mudik. Yang tinggal di indekos ada tiga orang,” jelas Joko.

Lantas, untuk memastikan dugaannya itu, ia pun langsung bergegas ke lantai dua, namun saat itu pintu sudah tertutup. Joko lantas membuka pintu kamar Eko pelan-pelan, dan melihat Farid menindih tubuh Eko yang bersimbah darah. “Dia terlihat mencoba menahan tubuh Eko,” kata Joko.

Rupanya, saat itu Farid melihat ke arah Joko. Tanpa kata, bapak kos berkulit sawo matang itu menutup kembali pintu kamar Eko dan menahannya dari luar, agar Farid tak keluar dari kamar. “Tapi dia sudah mengunci dari dalam,” aku Joko. Lampu kamar pun dimatikan.

Sementara Joko langsung meminta bantuan dari warga sekitar. Selama bantuan dari pihak berwajib belum tiba, Farid tiba-tiba histeris dari dalam kamar tempat kejadian perkara (TKP) tersebut. Pekikan suara tersangka tersebut memancing perhatian warga sekitar dan berkumpul di TKP. “Pelaku terus menerus teriak dari dalam kamar,” kata Susiana (43), istri Joko Muliadi.

Tak berapa lama, Unit Jatanras Polresta Samarinda dan Unit Reskrim Polsekta Samarinda Ulu datang ke TKP. Mereka pun langsung menuju ke TKP, dan mendobrak pintu kamar Eko. Kala itu, Farid hanya terdiam memandangi jasad kawannya itu. Farid langsung dikeler menuju Mapolresta Samarinda di Jalan Bhayangkara, Samarinda Kota. Sementara jenazah Eko dibawa menggunakan ambulans menuju Instalasi Forensik RSUD AW Sjahranie.

Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Feby DP Hutagalung mengatakan, terdapat enam luka tusukan di tubuh korban, di antaranya pada lengan dan dada. “Dari pengamatan kami di TKP, sedikitnya ada enam luka tusuk. Namun kami masih menunggu hasil visum dari rumah sakit,” jelas Feby.

Mengenai motif pembunuhan tersebut, menurut Feby, pihaknya masih belum bisa memastikan. Pasalnya masih dalam penyelidikan kepolisian. Namun dari pengakuan tersangka, Farid takut dilaporkan ke polisi, saat Eko memergoki dia hendak menilap uang Rp 50 ribu milik korban di atas meja kamar.

“Tersangka mengaku memang mau mencuri uang korban yang tergeletak di atas meja, namun aksinya kepergok. Kemudian, uang tersebut dikembalikan dan tersangka minta maaf, tetapi korban rupanya tetap mau lapor polisi hingga membuat ia panik lalu mengambil pisau yang terletak di atas meja,” beber Feby.

Saat itulah, kata Feby, Farid mengayun-ayunkan pisau tersebut dan sempat mengenai tangan Eko sebelah kiri. Kemudian menghujamkan pisau tersebut ke dada korban berkali-kali.

Terpisah, Susiana mengaku syok dengan kejadian yang menimpa dua penyewa kamar tersebut. Pasalnya, tersangka dan korban selama ini dikenal berteman akrab.

“Eko baru satu setengah bulan ngekos di sini, sementara Farid tiga hari lagi genap satu bulan menyewa. Mereka akrab dan sering sahur bareng bersama anak-anak mahasiswa di sini,” ungkap Susiana.

Susiana menyebutkan, tiga hari sebelumnya, Farid sempat berurusan dengan kepolisian. Namun dalam hal ini. Dia menjadi korban lantaran dianiaya dengan salah seorang penghuni indekos lainnya.

“Tiga hari yang lalu Farid ditempeleng penyewa kamar kos lainnya dan sempat lapor polisi. Namun kasus itu berakhir damai dan penganiaya Farid baru hari ini (kemarin) meninggalkan kos ini,” ungkap Susiana. (*/ypl/*/fch/far/k1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BB Mobil Dipakai Jaksa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler