jpnn.com, SURABAYA - PT Garam akan mulai melakukan impor garam asal Australia Selatan. Totalnya sebesar 75 ribu ton garam konsumsi akan masuk dari tiga pelabuhan berbeda secara bertahap dan langsung digelontorkan di pasaran.
Rinciannya, 25 ribu ton masuk di Pelabuhan Ciwandan Banten, 25 ribu ton pada 11 Agustus masuk di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dan 25 ribu ton masuk di Pelabuham Belawan Medan pada 21 Agustus mendatang.
BACA JUGA: JK: Masalah Beras, Gula, dan Garam Bisa Tuntas dengan Teknologi
Garam akan digelontorkan langsung ke pasaran untuk memenuhi kebutuhan yang mengalami krisis.
Krisis garam disebabkan akumulasi cuaca yang tidak menentu pada 2016 dan berimbas pada produksi.
BACA JUGA: Mikir... Sekarang Apa yang Tidak Impor?
Kondisi ini diperparah dengan kendala importasi garam yang terhambat, membuat stok habis dan harga di pasaran melonjak drastis.
Importasi garam 75 ribu ton ini merupakan yqng kedua di 2017.
BACA JUGA: Garam Impor Segera Gempur Pasar
"Keseluruhan impor kali ini akan diperuntukkan masyarakat sebagai garam konsumsi," ujar Dolly P. Pulungan, Dirut PT Garam.
Sebelumnya, pada Maret lalu impor garam 75 ribu ton digelontorkan. Hal ini menyusul rencana impor garam yang sebelumnya ditargetkan sebanyak 226 ribu ton.
Namun, PT Garam memastikan, tidak akan melakukan impor garam total seperti yang diwacanakan pemerintah.
Sebab pada September dan Oktober mendatang, musim panen garam diperkirakan mulai datang sehingga, impor garam tidak diperlukan.
Donny mengatakan, pihaknya juga tidak akan menyimpan atau sebagai buffer stock melihat kondisi garam di lapangan yang tidak memungkinkan untuk disimpan.
Sejauh ini, jumlah produksi garam di Indonesia mencapai 1,2 juta ton per tahun, 95 persen di antaranya dipasok dari Jawa Timur.
"Dari angka tersebut, jumlah permintaan pertahun mencapai 1,6 juta ton, yang berarti sisanya bisa dipenuhi melalui mekanisme importasi garam. Jika mekanismenya lancar, kemungkinan terjadinya kelangkaan garam tidak akan terjadi," imbuhnya.
Meski begitu, PT Garam memprediksi, penurunan garam impor esok hari dipastikan akan bisa menstabilkan harga garam di pasaran.
Paling tidak, dengan penurunan harga garam di angka 4 ribu rupiah per kilogram dinilai pas dan tidak merugikan banyak pihak.
Seperti nelayan, PT Garam, dan konsumen. Sebab, jika dihitung rata-rata, konsumsi garam per kapita per tahun hanyalah tiga kilogram,atau sebesar Rp 12 ribu per tahun.(end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Telur Asin Merindukan Garam Yang Menghilang
Redaktur & Reporter : Natalia