Sebagai maskapai penerbangan besar di Indonesia, lanjut Rendy, sepatutnya Garuda melakukan sosialisasi minimal sepekan sebelum mengaplikasi IOCS
BACA JUGA: Dengan Lelang Online, PLN Hemat Rp 1,006 Triliun
Sosialisasi tersebut, diperlukan agar konsumen bisa mengantisipasi dan menyesuaikan jadwal penerbangannya masing-masing.“Termasuk strategi meminimalisir dampak atau potensi terganggunya jadwal-jadwal penerbangan Garuda Indonesia sebagaimana yang terjadi dua hari belakangan ini," kata Rendy.
Lebih lanjut, politisi PDI Perjuangan itu berjanji dalam raker mendatang meminta Dirjen Perhubungan Udara untuk menegur manajemen GI
Selain itu, Rendy juga mengingatkan manajemen GI harus bertanggung jawab terhadap seluruh ganti-rugi konsumen pengguna jasa GI
BACA JUGA: Energi Melimpah, ESDM Kembali Gelar WEO
"Itu perintah Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang PenerbanganSebagai perusahaan BUMN, mestinya di awal pemberlakuan IOCS tidak merugikan konsumen
BACA JUGA: Pemerintah Jamin Penyaluran BBM Subsidi
Kalau perlu mempermudah dan memberikan keuntungan bagi konsumen secara menyeluruhFaktanya, penerapan IOCS itu malah merusak nama baik GI dan konsumen, jelasnya.Di tempat terpisah, Kepala Komunikasi GI Pujobroto mengatakan GI menerapkan sistem baru (IOCS)Jika sebelumnya memiliki tiga sistem terpisah memonitor pergerakan pesawat, awak kabin, dan monitor jadwal penerbangan, maka sejak (21/11), tiga sistem itu diintegrasikan“Saat ini kami menjajal tiga sistem tersebut digabungJadi, sistem awalnya sendiri-sendiri, kemudian diintegrasikan jadi satu,“ ujarnya.
Walau sudah disiapkan dengan baik, tetapi karena menyangkut banyak data yang kompleks, dalam proses transisi ini ada data yang tidak sinkron dan mengakibatkan informasi yang diterima awak kabin tidak akurat, imbuhnya.
"Akibat tidak akuratnya informasi yang diterima, awak kabin terlambat tiba di bandara sehingga sejumlah penerbangan harus ditunda," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hatta: Jangan Khawatir Utang Naik
Redaktur : Tim Redaksi