TANGERANG–PT Garuda Indonesia meminta PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Interonasional Soekarno–Hatta (Soetta), untuk terus meningkatkan infrastruktur pengatur lalu lintas udara atau radarSebab, matinya sistem radar yang berulangkali tersebut sangat mempengaruhi pelayanan, kecepatan, ketepatan dan kenyamaan penumpang maskapai penerbangan
BACA JUGA: Puluhan Calon Jemaah Haji Merasa Ditipu
Vice President Corparate Communications Garuda Indonesia, Pujobroto menyatakan, matinya sistem radar di Bandara Soetta, Kamis (27/10) lalu, sebanyak 61 penerbangan Garuda Indonesia tertunda, baik itu domestik maupun internasional
“Kalau ada kendala seperti ini atau sistem radar mati secara otomatis penerbangan mengalami gangguan baik dari daerah menuju Bandara Soetta dan sebaliknya
BACA JUGA: Dukung Pengusutan Mafia Haji Non Kuota
Kedatangan maupun keberangkatan penerbangan lain pasti terlambat,” sesal Pujobroto saat dihubungi Minggu ( 30/10)Selain menggangu pelayanan dan kenyamaan terhadap para penumpang, Garuda Indonesia yang mempunyai 340 penerbangan per harinya juga harus menambah biaya operasional dan bahan bakar
BACA JUGA: Pemulangan TKI Overstayed Dipecah
”Semestinya penerbangan itu sudah sampai di tujuan sesuai dengan waktu yang ditentukan, tapi karena ada hang pada sistem radar terpaksa berputar-putar di udara dan menunggu di runway,” ujarnya.Menurutnya, potensi penerbangan di Indonesia dengan jumlah penduduk berkisar 240 juta jiwa terus bertumbuh baik itu secara geografi, pulau-pulau yang banyak dan pertubungan ekonomi yang stabil”Saya lihat pertumbuhan penumpang pun sangat besar,” ucapnya
Namun, katanya, pertumbuhan penerbangan ini harus diimbangi aspek pendukung seperti Air Traffic Controller (ATC) dan kapasistas lain“Kami akan terus berkomunikasi dan kerjasama dengan PT Angkasa Pura I dan II selaku pengelola bandara yang menjadi konsen,” katanya.
Pujobroto menjelaskan, semula Bandara Soetta dirancang untuk menampung 18 juta penumpangNamun, belakangan pengguna jasa penerbangan melalui Bandara Soetta meningkat drastis hingga mencapai 37 penumpang per tahunnya“Melihat dari kenaikan jumlah penumpang ini Bandara Soetta ini sudah terlalu padat,” ungkapnya.
Saat tanya berapa dana yang dikeluarkan Garuda Indonesia untuk pengelola bandara? Pujobroto mengaku lupa berapa jumlahnya karena harus dicek dulu“Saya harus cek duluTetapi jumlahnya cukup besar,” tandasnya
Seperti diberitakan, sistem pengatur lalu lintas udara atau radar di Bandara Soetta, Kamis (27/10) mati sekitar satu jamAkibatnya, puluhan penerbangan baik dari daerah ke Bandara Soetta dan sebaliknya jadi kacau balauSistem radar yang sudah tua diduga menjadi faktor penyebab seringnya mati
Untuk diketahui, Kejaksaan Negeri (Kejari) Tangerang tengah melakukan pengusutan dugaan penyimpangan pengadaan alat-alat dan pemeliharan pengatur lalu lintas udara atau radar di Bandara Soetta ituPasalnya, radar yang sangat vital untuk memandu penerbangan di bandara terbesar di tanah air itu sudah termakan usia dan kerap error dan hang.
Penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap enam pejabat PT Angkasa Pura II secara bergantian, SHR, PRW, WLL, WHN, JBR dan ISK"Sepekan terakhir ini secara bergantian 6 pejabat PT Angkasa Pura U kita mintai keterangan di kejaksaan," terang Kepala Kejari Tangerang Chaerul Amir yang saat itu menjabat kepada Indopos (JPNN Group).
Pemeriksaan ini, kata Chaerul juga, menindaklanjuti informasi dari masyarakat dan media massa terkait indikasi penyimpangan dana pengadaan serta pemasangan monitor LCD 2K 2K, pengerjaan pergantian dan pemasangan radio komunikasi 5 KW, serta high frequency
Saat ini tim intel tengah memeriksa, mengumpulkan data, keterangan, dan dokumen sebanyak-banyaknyaItu dilakukan guna menelusuri indikasi penyimpangan," kata diaNamun, kasus tersebut hilang begitu saja sampai saat ini(gin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Bidik Kasus Kemendiknas, Nazaruddin Bingung
Redaktur : Tim Redaksi