Gatot Nurmantyo Datangi MPR, Ungkit Kasus UAS dan Wibawa Negara yang Sudah Menurun

Selasa, 31 Mei 2022 – 19:49 WIB
Deklarator KAMI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. Foto tangkapan layar YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Deklarator Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo menilai wibawa Indonesia sedang menurun di mata dunia.

Gatot menyampaikan hal itu merujuk pada kasus penolakan Singapura terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS).

BACA JUGA: Ada Tawaran dari Partai Ini untuk Moeldoko dan Gatot Nurmantyo, Tertarik?

Hal itu disampaikan Gatot saat mendatangi Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5), menemui dan berbicara dengan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW).

Turut bersama mantan Panglima TNI itu sejumlah aktivis dari KAMI.

BACA JUGA: Silakan Gatot Nurmantyo ke Sini jika Mau Lihat 2 Patung Soeharto di Satu Lokasi

"Tanda-tanda bangsa ini sudah mulai eksistensinya menurun kejadian yang kemarin (persoalan yang menimpa UAS, red)," kata pria kelahiran Jawa Tengah itu ditemui usai bertemu HNW di Kompleks Parlemen.

Gatot mengatakan UAS pada dasarnya masuk ke Singapura dengan dokumen resmi, bukan secara ilegal.

BACA JUGA: Tanggapi Tuduhan Gatot Nurmantyo kepada TNI, Barikade 98: Pengecut, Pembohong

Namun, kata dia, UAS diperlakukan tidak adil ketika hendak masuk Singapura. Ulama kelahiran Sumatera Utara itu sempat ditahan dan ditangkal masuk Singapura.

Alumnus Akmil 1982 itu mengatakan peristiwa UAS gagal masuk ke Singapura sebenarnya bisa dicegah seandainya negara punya wibawa di hadapan bangsa asing.

Jenderal purnawirawan TNI itu mengatakan negara asing tentu memberikan data penting seperti penangkalan seseorang apabila negara punya wibawa.

"Seharusnya sebagai bangsa kalau bangsa Indonesia ini mempunyai posisi tawar yang tinggi, dihargai sebagai bangsa yang hebat, pasti negara lain akan memberikan data orang yang tidak boleh masuk ke wilayahnya, begitu," ujarnya.

Gatot kemudian berbicara soal aksi saling cerca pascaperistiwa UAS ditolak Singapura ketika mantan Pangkostrad itu membahas potensi perpecahan bangsa.

Menurut dia, publik seharusnya bersatu membela anak bangsa yang hendak masuk ke negara asing dengan dokumen lengkap.

"Jadi, ketika ada WNI yang diperlakukan seperti itu, anak bangsa terbelah, justru ada yang mem-bully, ada juga yang membela," kata dia.

Gatot juga menyinggung peristiwa yang dialami mantan Kepala BIN Sutiyoso ketika mantan KSAD itu membahas potensi perpecahan bangsa.

Menurut dia, Bang Yos sapaan Sutiyoso mendapatkan kecaman keras ketika mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengkritik keberadaan TKA yang terlalu banyak di tanah air.

"Itu di-bully juga, narsis katanya," ujar Gatot.

Dari temuan itu, KAMI kemudian memutuskan bertemu HNW sebagai pimpinan MPR agar Indonesia bisa ke arah lebih baik.

"Tadi, Wakil Ketua MPR HNW begitu antisias mendengarkan. Dua jam 15 menit kami menyampaikan semuanya dan beliau mencatat," ungkap Gatot. (ast/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... KGB dan Gatot Nurmantyo


Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler