jpnn.com, SURABAYA - Sistem terputus dirancang pelaku jaringan narkoba Malaysia-Lumajang dan Malaysia-Sampang.
Hal tersebut membuat petugas sulit mengejar otak jaringan itu. Badan Narkotika Nasional (BNNP) Jatim menyebutkan bahwa bandar sabu-sabu (SS) telah kabur ke luar negeri (LN).
BACA JUGA: Ternyata Begini Caranya Sindikat Sabu - Sabu Malaysia Masuk ke Indonesia
Kabid Pemberantasan BNNP Jawa Timur Kombespol Arief Darmawan menyatakan, kendati begitu, pencarian terhadap pelaku jaringan tersebut terus digencarkan. Seiring dengan hal itu, saksi dan semua pelaku yang ditangkap terus diperiksa.
BACA JUGA : Fahri Tak Berkutik Saat Empat Poket Sabu - Sabu Ditemukan di Laci
BACA JUGA: Nyali Tiga Penjahat Ciut juga Dengar Tembakan Peringatan dari Polisi
Dari pemeriksaan tersebut diketahui, jaringan narkoba itu bukan hanya Malaysia-Lumajang dan Malaysia-Sampang.
Tapi juga jaringan ke wilayah lainnya. ''Seperti ke wilayah Jakarta dan Indonesia bagian barat. Dan, ketika mendarat di Jawa Timur, penangkapan langsung kami lakukan,'' kata Arief yang baru saja dilantik.
BACA JUGA: Dari Mana Uang Bandar Narkoba untuk Beli Sabu - Sabu Rp 150 juta?
Penyidik BNNP AKBP Wisnu Chandra menduga bahwa bandar narkoba jaringan internasional tersebut telah melarikan diri dari Indonesia Hilangnya jejak sang bandar dirasakan sejak empat pelaku bernama Fatturohman, Iwan, Husnul Khotimah, dan Ahmad Sakur ditangkap.
Semua nomor telepon di handphone para pelaku seketika tidak bisa lagi dihubungi. Meski begitu, petugas sudah mengetahui ke mana mereka kabur.
''Kalau lokasi mereka kabur, kami sudah mengetahuinya. Di negara lain. Karena itu, pengintaian terhadap semua pelaku terus dilakukan,'' kata Wisnu di BNNP Jatim.
BACA JUGA : Dua Polisi Berpakaian Preman Mengintai Rumah Ibnu, Dapat Tangkapan Besar
Dia mengakui bahwa Madura merupakan wilayah yang cukup bebas dalam peredaran narkoba. Terutama narkoba yang berasal dari Malaysia.
Banyaknya warga yang bekerja di Malaysia merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peredaran narkoba di lokasi tersebut.
Bandar pun memanfaatkan penduduk setempat dalam pengiriman barang. Tujuannya, petugas kepolisian atau aparatur pemerintahan tidak mencurigai pengiriman itu.
Ditambah, karena merupakan penduduk asli, mereka telah mengetahui titik-titik lokasi yang tidak terawasi oleh petugas.
Sementara itu, pemeriksaan terhadap pihak perbankan dan ekspedisi terus berjalan. Meskipun beberapa chat telah terhapus, jejak digital tidak akan hilang.
Secepatnya pelaku lain akan diketahui pihaknya. ''Setelah ada pelaku dari pihak perbankan, tindak pidana pencucian uang pun akan terungkap. Sebab, pengiriman narkoba itu memerlukan biaya lebih dari Rp 5 miliar,'' ujarnya. (ian/c22/git/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ssst..Ada Bandar Narkoba Tajir di Jatim, Sebulan Omzet Rp 30 Miliar
Redaktur & Reporter : Natalia