Gaya Pemimpin Era Krisis

Selasa, 03 Maret 2009 – 06:14 WIB

DI masa krisis berat seperti ini, para pemimpin dunia kelihatannya melakukan komunikasi langsung dengan rakyatnya melebihi dari yang sudah-sudahPresiden Obama dan Perdana Menteri Wen Jiabao dua contoh yang amat menarik.

Ketika Senat Amerika Serikat memperdebatkan setuju atau tidak atas langkah-langkah presiden baru itu, Obama berdialog langsung dengan rakyat di beberapa kota yang paling terkena krisis

BACA JUGA: Jeritan Listrik dari Kota di Sudut Negeri

Kemarin lusa, pemimpin dari negara komunis yang biasanya sangat tertutup pun, chatting langsung dengan jutaan netter-nya selama dua jam lebih.

Ketika para wakil rakyat kelihatan keberatan untuk menyetujui usaha mengatasi krisis, Obama seakan membuat sidang tandingan
Meski sudah menjadi presiden, pidato Obama saat itu persis ketika masih jadi calon presiden: santai sekali seperti tidak ada beban

BACA JUGA: Jalan Cepat Kelas Dunia untuk Pertamina

Bahkan, di sela-sela pidato, sesekali dia mengambil minum sendiri
Bukan dari gelas yang sudah tersedia di atas podium, tapi dari botol yang dia taruh di lantai dekat podium

BACA JUGA: Wartawan Perjuangan yang Murni dalam Lima Tahun

Seorang presiden AS melakukan itu.

Tanpa moderator dia juga langsung melakukan tanya jawab dengan yang hadir di gedung ituKetika ada seorang wanita yang mengeluhkan nasibnya di saat krisis ini, dia datangi wanita ituDia cium, dia bisikkan kata-kata yang memberi harapanSama sekali tidak menggambarkan prosedur, tata cara, dan security seorang presiden.

Cara demikian dia perlukan karena dia harus bersaing langsung dengan wakil rakyatSidang di senat (wakil rakyat) yang menegangkan itu disiarkan langsung oleh jaringan TVDialog Obama dengan rakyat juga disiarkan langsung oleh TVStasiun TV pun kesulitan mau memilih menyiarkan yang mana: dua-duanya menarikMaka banyak stasiun TV yang membagi dua layarnya: sebelah kiri siaran langsung sidang wakil rakyat, sebelah kanan siaran langsung "sidang" Obama dengan rakyatSeakan-akan Obama ingin menunjukkan siapa yang benar-benar mewakili hati nurani rakyat: dia atau wakil rakyatPemirsa pun bisa membandingkan secara langsung mana yang lebih memenuhi harapan rakyat: wakil mereka atau Obama.

Yang menarik, di gedung senat itu juga bisa diikuti siaran langsung apa saja yang dilakukan Obama di depan rakyatnyaSebaliknya, informasi apa saja yang sedang dibicarakan di gedung senat juga bisa diikuti para staf Obama di gedung pertemuan di Florida itu.

Ketika Obama berjalan menjauhi podium untuk mendekat ke penanya yang letaknya jauh di tribun kiri, seseorang naik panggung dan meletakkan selembar kertas di atas podiumSaya sudah menyangka informasi apa yang diinterupsikan ke podium ituTapi, Obama tidak kelihatan terlalu peduli, atau tidak kelihatan terlalu ingin mengetahui informasi apa yang begitu penting.

Setelah kembali ke podium, Obama juga tidak langsung membaca isi kertas ituBaru beberapa saat kemudian, dia mengambil kertas tersebut dan mengumumkan isinya kepada yang hadir di situ: Senat telah memberikan persetujuannyaMemang, penonton TV sudah tahu bahwa di layar sebelah kiri telah disiarkan bahwa Senat telah selesai berdebat dan menyetujui rencana Obama meski dengan hanya selisih satu suara.

Di masa krisis, terobosan komunikasi seperti itu sangat diperlukanDan, Obama memiliki kemampuan dan keterbukaan yang luar biasaInilah yang juga saya harapkan di masa kepresidenan Indonesia lima tahun ke depanTidak perlu seorang presiden mendapat dukungan mayoritas di DPRJangan takut dijegal oleh DPRSepanjang dia memang dipilih oleh rakyat dan kemenangannya cukup signifikan, mengapa harus takut pada DPR.

Kalau saja sampai terjadi DPR menghambat program presiden, cara-cara seperti yang dilakukan Obama bisa ditiruRakyat akan ikut menentukan mana yang lebih memenuhi harapan rakyat: Presiden atau wakil rakyatDengan demikian, akan terjadi juga proses pendewasaan DPRTermasuk dalam proses ini adalah dikuranginya peran fraksi, sehingga anggota DPR sedikit lebih terbebas dari belenggu fraksi.

Lain dengan yang dilakukan Perdana Menteri Tiongkok Wen JiabaoSemestinya Wen memerintah dengan tangan besiApalagi, di zaman krisis seperti iniToh, Wen terus berdialog langsung dengan rakyatDia sangat rajin turun ke daerah-daerah yang paling menderitaBahkan, dua hari lalu dia chatting dengan pengguna internetSebuah dialog langsung yang mestinya hanya bisa dilakukan oleh negara liberal.

Di Tiongkok pengguna internet memang luar biasa besarnya: 300 jutaPenguasa tahu kekuatan komunikasi yang terkandung di dalamnyaMaka sangat tepat kalau Wen memanfaatkannyaKenapa Wen melakukan itu?

Dalam masa krisis, peran pemimpin memang sangat menentukanKalau dia terus bicara mengenai kesulitan-kesulitan krisis yang harus dihadapi, bisa-bisa rakyatnya akan takut, lemas, dan kehilangan semangatYang lebih membahayakan lagi kalau rakyatnya kehilangan sikap optimistis dan kehilangan kepercayaan diri.

Sebaliknya, kalau pemimpin terus menutupi kesulitan itu dan hanya memompa semangat melalui pidato, bisa-bisa rakyat terjerumusMaka di masa seperti ini pemimpin memang harus pandai-pandai membuat keseimbangan antara menunjukkan realitas yang sulit dan memberikan optimisme melalui langkah konkret.

"Terus terang, baru sekali ini saya chatting di internetSesuatu yang pertama selalu saja membuat grogi," ujar Wen dengan nada gurau, tapi sangat mengena di hati rakyat biasa"Baik sekali menggunakan cara ini untuk tukar pikiran secara langsung dengan rakyat," tambahnya.

"Rakyat telah memberi saya kekuasaanSaya tidak tahu bagaimana membalasnya yang terbaikKarena itu, saya habis-habisan melayani rakyat," katanya menjawab pertanyaan para netterAda 30 pertanyaan yang sempat dikomentari oleh Wen Jiabao di situMulai yang berat-berat sampai yang ringan-ringan dan yang sangat pribadiMisalnya: Berapa hari dalam setahun berada di rumah? Berapa gaji? Kalau almarhum Perdana Menteri Zhu Enlai terkenal sebagai peminum, berapa banyak Anda mampu minum (alkohol)? Dalam waktu senggang apakah Anda chatting di internet atau main playgame? Berapa jam tidur sehari? Sampai ke pertanyaan serius: apakah Anda merasa harga rumah di perkotaan masih terlalu tinggi?

Jawaban-jawaban Wen, terus bermain di antara menceritakan realitas yang sulit-sulit dan harapan-harapan yang optimistisMisalnya, kata-katanya yang lucu "sukses tidaknya mendorong orang untuk belanja itu bukan bagaimana pemerintah mengimbau orang agar belanja, tapi yang lebih penting adalah ada atau tidak ada uang di saku mereka."

Karena itu, pemerintah menganggarkan dana sampai 500 miliar dolar dalam empat tahun iniHasilnya pun sudah bisa dia ceritakan"Sepuluh hari pertama Februari, penggunaan listrik sudah naik 13,2 persen," katanyaDan, kalau dilihat sepuluh hari kedua, kenaikannya sudah 15 persenTingkat konsumsi juga sudah mulai naik"Semua data ini akan terus kita ikuti dengan cermatKalau memang masih diperlukan, pemerintah akan menggenjot lagi," katanya.

Jawaban lain bentuknya imbauanMisalnya, para pengusaha dan bankir harus punya jiwa sosialDemikian juga para dokter harus memberikan pelayanan terbaik kepada orang yang lagi susah"Kalau para dokter mengeluh, berikan keluhan itu kepada kamiJangan sampai keluhan itu dilampiaskan dalam bentuk pelayanan yang kurang baik kepada pasien," katanya.

Wen ingin sekali membangun rasa percaya diri yang kuat bahwa Tiongkok mampu mengatasi krisis ini"Percaya diri lebih berharga daripada emas atau uang," katanyaMembangun percaya diri juga bagian penting dari mengatasi krisis(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengapa Banyak Koran Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler