Genjot Ekonomi Syariah dengan Satu Akses

Rabu, 26 Oktober 2016 – 23:48 WIB
DIKUKUHKAN: Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengukuhkan Satuan Tugas Akselerasi Ekonomi Syariah (Satu Akses) dalam Indonesia Syari’a Economic Festival (ISEF) 2016 di Grand City, Selasa (25/10). Foto Bagus Putra Pamungkas/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com SURABAYA – Kontribusi ekonomi syariah yang masih minim membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur bakal menggenjot pertumbuhan di sektor tersebut.

Salah satunya adalah dengan dibentuknya Satuan Tugas Akselerasi Ekonomi Syariah (Satu Akses).

BACA JUGA: Undang Bangun Kilang, Jonan: Swasta Boleh Punya Pompa Bensin Sendiri

Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengaku, satgas dibentuk untuk menjadikan Jatim sebagai basis ekonomi syariah nasional.

Dia menyebut, satgas baru ini memiliki banyak tugas. Yang paling penting adalah mengatasi masalah kesenjangan di masyarakat.

BACA JUGA: Gandeng Prasetiya Mulya, Dirut Perhutani Ingin Generasi Muda Cinta Wisata Hutan

“Seperti, akses perbankan syariah juga masih belum sebagus konvensional. Karena itu, akses harus dipermudah agar pertumbuhan ekonomi syariah makin bagus,” kata Gus Ipul, sapaan Saifullah Yusuf, di sela Indonesia Syari’a Economic Festival (ISEF) di Grand City, Selasa (25/10).

Satgas ini beranggotakan banyak stakeholder.

BACA JUGA: Jonan Akan Bentuk Tim Percepat Renegosiasi Kontrak di Sektor Minerba

Mulai dari Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akademisi, dan kalangan ulama.

Kepala (BI) Perwakilan Jawa Timur, Benny Siswanto mengaku, pihaknya bakal bersinergi dengan berbagai stakeholder tersebut.

Sebab, selama ini mereka sering berjalan sendiri-sendiri.

“Dengan adanya satgas, kegiatan bisa disinergikan sehingga ekonomi syariah bisa lebih mudah dikembangkan. Baik, melalui edukasi, maupun berbagai pengenalan agar masyarakat makin paham tentang keuangan syariah,” ujar pria yang juga Tim Pengarah Satu Akses ini.

Benny juga mengaku jika perbankan syariah masih belum bisa dilepas sendiri.

Alasannya, perbankan syariah masih belum bisa bersaing dengan perbankan konvensional.

Karena itu, BI dan OJK selaku regulator bakal terus melakukan pengawalan. Hal itu terbukti dengan pertumbuhan yang melambat.

Hingga triwulan III 2016, pertumbuhan kredit perbankan syariah di Jatim hanya berkisar 7 persen.

Hal itu jauh dibanding tahun 2014 yang pertumbuhannya mencapai dua digit.

Untuk menggenjot pertumbuhan, Benny juga menyarankan agar anggaran pemerintah bisa dialihkan ke perbankan syariah.

“Dengan begitu, aset perbankan syariah bisa melesat. Karena itu, harus ada regulasinya. Hal itu pasti mampu membuat Jatim sebagai basis ekonomi syariah nasional,” tutupnya.

(gus/hen/JPG)

BACA ARTIKEL LAINNYA... APBN 2017 Sebesar Rp 2.070,5 T, Defisit Mencapai Rp 330,2 T


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler