jpnn.com, JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk sedang gencar menyasar pasar nontradisional untuk mengerek penjualan ekspor.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan mengatakan, selama ini ekspor Bukit Asam memang bergantung pada pasar tradisional seperti Tiongkok dan India.
BACA JUGA: Ekspor Batu Bara dan LNG Meningkat
Namun, di Tiongkok saat ini berlaku kebijakan pembatasan penggunaan batu bara untuk sektor ketenagalistrikan.
”Kami mulai mencoba penetrasi pasar ke nontradisional,” kata Arviyan, Rabu (14/11).
BACA JUGA: Ekspor Batu Bara Indonesia Anjlok 16 Persen
Ekspor emiten dengan kode saham PTBA itu pada periode triwulan ketiga 2018 mencapai 8,673 juta ton.
Angka itu naik sebesar 39 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan nilai total ekspor 6,226 juta ton.
BACA JUGA: Bukit Asam Garap Pasar Nontradisional, Ekspor Naik 30 Persen
Penjualan ekspor perseroan yang naik itu terdorong oleh pasar nontradisional.
Tahun ini PTBA memang mulai memperluas pasar ekspor ke Hong Kong, Korea Selatan, Vietnam, dan Bangladesh.
”Coba penetrasi negara-negara Middle East, Bangladesh, Sri Lanka yang tingkat pertumbuhan ekonominya membaik pada 2018 ini,” imbuh Direktur Niaga PTBA Adib Ubaidillah.
Kenaikan ekspor tersebut juga didorong penjualan dan produksi batu bara high calorie value (CV).
Tahun ini PTBA memang kembali memproduksi batu bara dengan 6.100–6.700 kcal per kg tersebut untuk memenuhi permintaan ekspor.
Total yang diproduksi mencapai 1,5 juta ton. Negara tujuan ekspornya adalah Jepang, Filipina, Taiwan, dan Malaysia.
Tahun depan perseroan meningkatkan penjualan batu bara high CV menjadi 3,5 juta hingga empat juta ton.
”Sebab, memang areanya sudah terbuka dengan baik. Tinggal penambangannya yang ditingkatkan,” kata Adib. (vir/c7/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Produksi, Bukit Asam Siapkan Belanja Modal Rp 6,55 T
Redaktur : Tim Redaksi