Genjot Investasi, Pemerintah Masih Andalkan Insentif

Jumat, 01 Februari 2019 – 09:46 WIB
Menkeu Sri Mulyani Indrawati. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah masih mengandalkan insentif untuk menggenjot realisasi investasi pada tahun ini.

Pada 2018 lalu, realisasi investasi yang sebesar Rp 721,3 triliun baru mencakup 94,3 persen dari target.

BACA JUGA: Pajak Tidak Hambat UKM

Nominal itu hanya tumbuh 4,1 persen secara year-on-year (yoy). Padahal, pada 2017 realisasi investasi tercatat Rp 692,8 triliun dan melampaui target sebesar Rp 678,8 triliun.

Realisasi pada 2017 juga relatif lebih tinggi karena tumbuh 16,4 persen (yoy).

BACA JUGA: Utang Pemerintah Rp 4.418 T, Bu Ani: Kami Tidak Ugal-ugalan

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah telah mengerahkan berbagai instrumen fiskal.

Di antaranya, libur pajak (tax holiday), pengurangan pajak (tax allowance), kemudahan sistem bea dan cukai untuk ekspor dan impor barang, serta keringanan pajak bagi investor yang menyimpan devisa hasil ekspornya di dalam negeri.

BACA JUGA: Tahun Politik, Investasi Diprediksi Stagnan

Selain itu, APBN telah digunakan untuk hal-hal yang bisa mendorong pengurangan cost investor dari sisi logistik seperti pembangunan infrastruktur.

Namun, hal itu dilakukan saat investasi global justru turun 20 persen (yoy) akibat sentimen negatif dari AS dan Tiongkok.

Menurut Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, tantangan reformasi birokrasi dan ekonomi global masih menjadi faktor yang memengaruhi minat asing untuk berinvestasi.

”Guncangan yang terjadi sepanjang tahun memengaruhi berbagai sentimen di keseluruhan negara di dunia. Dampaknya terhadap FDI (foreign direct investment) dan investasi jangka pendek,” ujar Ani, Kamis (31/1).

Ani menambahkan, saat ini justru menjadi momentum bagi pemerintah untuk bisa meningkatkan investasi dari dalam negeri.

Sebab, penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai realisasi sebesar Rp 328,6 triliun atau tumbuh 25,3 persen (yoy).

Situasi itu berbeda jauh dengan investasi penanaman modal asing (PMA) yang turun 8,8 persen (yoy) dengan angka realisasi Rp 392,7 triliun.

”Growth dari dalam negeri masih akan terasa. Ini juga menjadi pendorong investasi ke depan,” kata Ani. (rin/agf/c7/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Danain Bisa jadi Alternatif Berinvestasi, Punya Keunikan dan Kelebihan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler