Genjot Jumlah Dosen S3, Siapkan Rp 3 Triliun

Senin, 03 Januari 2011 – 05:42 WIB

JAKARTA -- Upaya Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) untuk melahirkan dosen S3 terhambatPemicunya bukan persoalan uang

BACA JUGA: Perbaikan Sekolah di Lokasi Bencana Bakal Dikebut

Tapi, minat dan kemampuan dari calon dosen S3 tersebut yang kurang
Meskipun begitu, tahun ini mereka tetap menggenjot kenaikan jumlah dosen S3

BACA JUGA: Pembatasan Dana BOS untuk Guru Honorer Dipersoalkan

Dana sampai Rp 3 triliun siap digelontorkan.

Percepatan peningkatan jumlah dosen berkualifikasi akademik S3 atau doktor masuk dalam fokus program Kemendiknas 2011
Pada 2010 yang baru lewat, Kemendiknas mencatat di Indonesia ada 270 ribu dosen

BACA JUGA: 50 Rekening Liar Kemdiknas Sudah Ditutup

Namun, hanya ada 23 ribu dosen yang bertitel doktorJika diprosentase, jumlah tersebut tidak sampai sepuluh persenDikti mencatat, pada 2010 lalu pertambahan dosen berkualifikasi doktor hanya sekitar 3.500 sampai 4 ribu doktorRata-rata, dosen doktor itu berusia maksimal 50 tahun.

Padahal, Kemendiknas menarget pada 2015 dosen yang berkualifikasi S3 harus mencapai 20 persenAtau sekitar 54 ribu dosen harus berkualifikasi doktor"Jika ngomong ideal, ya harusnya 100 persen dosen harus doktor," terang Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendiknas Djoko Santoso kemarin (2/1)

Untuk mencetak dosen bertitel doktor sesuai target tersebut, Kemendiknas siap menggelontorkan anggaran super jumboDjoko memperkirakan, setiap tahun pihaknya menyiapkan anggaran Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliunDengan anggaran tersebut, Djoko mengatakan cukup untuk mencetak lima ribu sampai tujuh ribu dosen berkualifikasi doktor setiap tahun.

Mantan rektor ITB itu menjelaskan, hambatan yang dialami Ditjen Dikti untuk menelorkan dosen doktor baru adalah kemampuan dan minat dari dosen itu sendiriBukan persoalan ketersediaan pendanaan"Buktinya, selama ini anggaran yang disiapkan (untuk program S3) selalu tersisa," ujar Djoko

Pejabat 57 tahun itu menjelaskan, kecenderungan tersebut semakin menempatkan posisi dosen sebagai ahli berwacanaPadahal, lanjut Djoko, dosen tidak hanya pandai berwacananTetapi juga bisa menciptakaan pengetahuan-pengetahuan baruSehingga, bisa mendongkrak kualitas pendidikan tanah air"Intinya kalau mau pintar, dosennya harus pintar dulu," kata dia.

Djoko menerangkan, sebagian besar anggaran yang dialokasikan untuk mencetak dosen berkualifikasi doktor diberikan setelah dosen calon doktor itu ditermia di perguruan tinggiBaik itu di dalam maupun di luar negeriYang pasti, Djoko menegaskan kualitas kampus tersebut harus jempolanTidak boleh kampus ecek-ecek yang mudah mengeluarkan ijazah S3.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Heri Akhmadi menjelaskan, perogram menggenjot dosen berkualifikasi akademik S3 itu memang cukup penting"Itu juga bisa mendungkun peningkatan kualitas pendidikan," kata diaNamun, Heri mengatakan Kemendiknas juga harus fokus mendongkrak dosen-dosen yang masih berkualifikasi akademik S2.

Heri tidak bisa menutup mata jika untuk kota-kota besar dan kampus-kampus unggulan, kuantitas dosen S3 sudah melimpahTetapi di kampus-kampus daerah yang masuk kategori kelas dua, politisi PDIP itu mengatakan masih kekurangan dosen S2Padahal, pada 2014 dosen wajib S2Ketentuan itu merupakan amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang selesai masa transisinya pada 2014 nanti"Kami berharap tidak hanya fokus meningkatkan jumlah doktorUntuk dosen S2 juga penting," pungkas dia(wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendiknas Paparkan Formula Nilai Akhir Kelulusan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler