Gerakan Revolusi Mental Jangan Hanya Jargon

Sabtu, 09 Agustus 2014 – 20:49 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Kordinator Nasional Relawan Matahari Indonesia M Izzul Muslimin menyatakan Revolusi Mental yang menjadi jargon kampanye Joko Widodo-Jusuf Kalla perlu dikawal. Hal itu supaya Revolusi Mental tidak hanya menjadi jargon kampanye belaka.

RMI berharap Jokowi-JK benar-benar menjadi lokomotif gerakan Revolusi Mental Indonesia. Jokowi-JK sekarang dituntut untuk bisa merealisasikan gerakan Revolusi Mental itu seperti apa, setelah benar-benar memegang tampuk kekuasaan, bukan lagi retorika. "Tentu ini tantangan yang berat bagi Jokowi-JK," katanya, Sabtu (9/8).

BACA JUGA: Permohonan di LPSK Terus Meningkat

Oleh karena itu RMI mengajak seluruh komponen pendukung Jokowi-JK untuk tetap mengawal pasangan ini agar dapat merealisasikan Gerakan Revolusi Mental Indonesia. 

"Tugas kita tidak selesai hanya mengantar Jokowi JK menjadi Presiden dan Wakil Presiden, tetapi harus mengawal Jokowi JK agar bisa melaksanakan Revolusi Mental Indonesia. Jangan biarkan Jokowi JK bekerja sendiri. Harus kita bantu merealisasikannya," jelas Izzul.

BACA JUGA: MK Punya Kans Tolak Alat Bukti KPU

RMI dalam waktu dekat akan melakukan Rapat Kerja Nasional dengan agenda merumuskan Gerakan Revolusi Mental Indonesia sebagai bahan masukan bagi Jokowi-JK dalam menjalankan pemerintahan ke depan. "Semoga langkah RMI ini bisa membantu kinerja Jokowi-JK dalam menjalankan amanah seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Izzul menyatakan, setelah KPU mengumumkan Jokowi-JK sebagai pemenang pilpres 2014 pada 22 Juli yang lalu, maka secara de jure dan de facto Jokowi-JK sudah menjadi presiden dan wapres terpilih. Kini tinggal menunggu selangkah lagi proses gugatan di Mahkamah Konstitusi. Izzul juga merasa optimis Jokowi-JK akan memenangkan sengketa di MK.

BACA JUGA: Aliansi Rakyat Bakal Gugat KPU

Dia menyatakan tantangan sekarang adalah justru bagaimana nantinya Jokowi-JK bisa merealisasikan harapan seluruh rakyat untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. 

Karenanya, RMI berharap Jokowi JK tidak terjebak pada situasi transaksional pascapilpres yang tidak didasarkan pada semangat idealisme perubahan mental seperti yang dijanjikan selama kampanye.

"Wajar jika banyak pihak merasa berjasa dalam mensukseskan kemenangan Jokowi JK. Tetapi bukan berarti semua keinginan dapat dipenuhi, apalagi yang sifatnya balas jasa dan balas budi. Sekarang ini kita harus memberi kesempatan kepada Pak Jokowi dan Pak JK untuk berbuat yang terbaik bagi rakyat Indonesia, bukan dibebani dengan kesibukan membalas jasa dan membalas budi," kata Izzul. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Dicap Lebih Kejam dari Era Soeharto


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler