BACA JUGA: Iran Undang Wisata Fasilitas Nuklir
Kecemasan pun bertakhta di hati umat kristiani Mesir.Senin malam waktu setempat (3/1), Paus Shenouda III, pemimpin tertinggi Kristen Koptik, memprotes pemerintah
BACA JUGA: Evo Morales Batalkan Kenaikan BBM
"Sudah menjadi tugas pemerintah untuk mendengarkan keluhan kami, berempati kepada kecemasan kami, dan berupaya menyelesaikan masalah yang ada," paparnya.Menurut rohaniwan 87 tahun tersebut, bentrok aparat dan demonstran merupakan buntut ketidakmampuan pemerintah mengendalikan keamanan
BACA JUGA: Afrika Bujuk Pantai Gading
Untung, kepanikan itu tidak lantas membuat masyarakat kalap dan terjebak dalam konflik sektarian."Masalah hanya bisa diselesaikan lewat komunikasi dan cara damaiBukan lewat amarah dan aksi emosional," lanjut Shenouda dalam wawancara dengan Associated PressDalam kesempatan itu, dia mengimbau para demonstran yang sebagian besar kaum nasrani Mesir untuk bisa menahan diriTapi, dia juga mendesak pemerintah lebih serius melindungi kaumnya.
Shenouda mengatakan, inti seluruh masalah berbau agama di Negeri Piramida itu adalah regulasi pemerintah yang berat sebelahMenurut dia, perundang-undangan Mesir tentang kebebasan beragama dan beribadah tidak adil"Jika ada peraturan yang merugikan komunitas tertentu, pemerintah harus melakukan revisiBukan hanya merevisi satu perundangan, tapi seluruh aturan yang berkaitan," ungkapnya.
Selama ini, sepuluh persen warga Mesir yang beragama Kristen merasa menjadi korban diskriminasiSelain tidak bisa beribadah dengan leluasa, masyarakat Kristen cenderung diabaikan dalam bursa kerjaAkibat diskriminasi tersebut, sebagian umat menjadi radikalKonflik kecil pun bisa mudah menyulut amarah merekaApalagi ledakan bom maut seperti yang terjadi pada 1 Januari lalu.
Dari Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), sejumlah pakar terorisme membenarkan keluhan Shenouda dan kaum nasrani Mesir"Di Timur Tengah, komunitas kristiani adalah sasaran empukMereka lebih mudah dibidik dibanding komunitas agama lain," papar Emile Hokayem, pakar dari International Institute for Strategic Studies, kepada Agence France-Presse.
Belakangan, lanjut dia, Al Qaidah Iraq (AQI) mengubah target serangan mereka di Timur TengahJika sebelumnya selalu menyasar komunitas Syiah, kini organisasi teror tersebut ganti menarget umat Kristen"Serangan terhadap kaum Syiah atau pasukan asing selalu dibalas dengan aksi yang tak kalah mematikanKarena itu, mereka ganti sasaran," lanjutnya.
Di mata AQI, komunitas Kristen di Timur Tengah merupakan elemen masyarakat yang paling lemahSebab, selain minoritas, komunitas berbasis agama itu jelas enggan melancarkan serangan balasanDengan demikian, AQI maupun kelompok Negara Islam Iraq (ISI) yang berafiliasi dengannya bisa melancarkan serangan dengan bebasMereka tidak perlu khawatir aksinya dibalas dengan serangan.
Sementara itu, komunitas Kristen Koptik di Eropa juga mulai mencemaskan dampak bom tahun baru di AlexandriaApalagi, belakangan, beberapa gembala Kristen Koptik menerima ancaman lewat internetDi antaranya, pastor Koptik di Paris, Prancis, dan London, InggrisLaporan itu membuat aparat keamanan Eropa melipatgandakan penjagaanTerutama menjelang peringatan Natal Koptik yang jatuh tiap 7 Januari(hep/c3/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Militer Kerahkan Bantuan ke Kawasan Banjir
Redaktur : Tim Redaksi