jpnn.com - JAKARTA - Politikus Partai Gerindra, Martin Hutabarat mengatakan potensi konflik dalam Pemilu 2014 yang bersumber dari ideologi partai politik di Indonesia tidak ada lagi. Hal tersebut berproses seiring dengan sistem politik di Indonesia terjebak dengan politik pragmatis.
"Perseteruan ideologis diantara partai politik di Indonesia sudah tidak ada lagi karena politik Indonesia serba pragmatis. Potensi konfliknya justru pada bentuk-bentuk pragmatis itu, bukan soal pertarungan ideologis," kata Martin Hutabarat, di gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (26/8).
BACA JUGA: Dua Kali Mangkir, Putra Hilmi Muncul di Sidang Fathanah
Selain itu, lanjutnya, potensi konflik yang ada di depan mata kita saat ini justru bersumber dari sisi ketimpangan ekonomi karena menjelang Pemilu 2014 ekonomi Indonesia secara terang-benderang tengah terpuruk hingga rakyat miskin makin terpuruk.
Untuk meminimalisir potensi konflik yang bersumber dari keterpurukan ekonomi tersebut, Martin menyarankan agar semua kader partai politik berada dalam koridor yang sama yakni melakukan sesuatu untuk kebaikan rakyat, bukan golongan apa lagi rezimnya sendiri. "Kalau tidak, maka Pemilu 2014 akan jadi ajang konflik rakyat," tegas anggota Komisi III DPR itu.
BACA JUGA: Keluarga Mallarangeng Anggap Janggal Hasil Audit Hambalang
Perkembangan yang sangat menarik menjelang pesta demokrasi ini menurut Martin adalah kiprah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "KPK, dengan caranya sendiri, malah ambil bagian dalam percaturan isu nasional dengan cara menggilir sejumlah anggota DPR dan kader parpol untuk 'datang' ke KPK sebagai saksi, tersangka hingga narapidana. Hingga detik ini, hanya kader Gerindra yang tidak berurusan dengan KPK," tegasnya. (fas/jpnn)
BACA JUGA: Wakil Wali Kota Berharap Dada Diizinkan Hadiri Sertijab
BACA ARTIKEL LAINNYA... Busyro Sebut Suap di SKK Migas Korupsi Sistemik
Redaktur : Tim Redaksi