Gillard Resmi PM, Kevin Rudd jadi Menlu

Rabu, 15 September 2010 – 12:18 WIB
CANBERRA - Setelah berhasil menyusun pemerintahan koalisinya, Perdana Menteri (PM) Julia Gillard resmi naik ke tampuk kekuasaanPemimpin wanita pertama Australia tersebut dilantik Selasa (14/9) kemarin, di tengah analisis lemahnya koalisi dengan Partai Hijau, setelah popularitasnya terus menurun.

Mantan pengacara industrial berusia 48 tahun tersebut dilantik untuk kali kedua, hanya dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan

BACA JUGA: Serukan Nota Protes Sikapi Penyobekan Alquran

Sebelumnya, dia menjabat Perdana Menteri ad interim setelah melengserkan mantan bosnya, Kevin Rudd.

"Saya, Julia Eileen Gillard, bersumpah akan serius dan bersungguh-sungguh bakal setia melayani Negara Persemakmuran Australia sebagai Perdana Menteri," serunya bersumpah, di depan Gubernur Jenderal Quentin Bryce, seperti dilansir Agence France-Presse.

Gillard kembali menduduki kursi PM dengan dukungan Partai Hijau dan tiga anggota parlemen independen, setelah pemilu 21 Agustus menghasilkan hung parliament
Saat itu, tidak ada pemenang mutlak yang berhak menyusun pemerintahan sendiri, yang merupakan kali pertamanya sejak 70 tahun terakhir.

Partai Buruh yang dipimpin Gillard menguasai 76 di antara 150 kursi di Majelis Rendah

BACA JUGA: Pesawat Hancur, 36 Penumpang Selamat

Artinya, satu saja pembelotan dari kubu koalisi akan menjatuhkan pemerintahan di tengah jalan.

Mantan bos Gillard, Kevin Rudd, kemudian juga dilantik sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu)
Dia tampak duduk berselang lima kursi dari Gillard

BACA JUGA: Sekularisme Turki Terancam

Kabinet Gillard juga termasuk wakilnya, Bendaharawan Wayne Swan, serta mantan artis pop Peter Garret, yang berganti jabatan dari Menteri Lingkungan menjadi Menteri PendidikanMantan Menlu Stephen Smith berganti menjadi Menteri Pertahanan.

Pengamat politik Peter van Onselen berpendapat bahwa tipisnya mayoritas kursi pemerintah di parlemen, akan memaksa Gillard menegosiasikan isu demi isu dengan oposisi LiberalAkibatnya, semua pengambilan keputusan akan dilakukan sangat hati-hati dan memerlukan waktu lebih lama.

Sekarang, Gillard harus memenuhi janjinya untuk memberlakukan skema pajak baru yang menguntungkan bagi industri tambang dan mewujudkan penurunan tingkat polusiTekanan akan lebih kuat, karena rekan koalisinya berasal dari partai yang peduli lingkungan, Partai Hijau.

"Saya rasa (pemerintahan) ini akan cenderung tidak stabil, akan rawan pecahDan, bagi pemerintah, akan perlu menegosiasikan berbagai UU dengan pendekatan isu demi isu (dengan oposisi)," ujar Van Onselen.

Sementara itu, pemimpin oposisi konservatif, Tony Abbott, menunjuk mantan pemimpin Partai Liberal, Malcolm Turnbull, sebagai anggota kabinet bayangannyaAbbott yang dijuluki Biksu Gila itu, mengklaim bahwa Gillard gagal memenangi mandat dari rakyatDia akan melanjutkan serangannya dalam pemilu sela 28 September mendatang(cak/c9/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Karzai Kecam Terorisme Global


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler