JAKARTA - Gesekan di ajang pilkada mulai membuat partai pengusung gerahGolkar adalah salah satu partai yang merasa dirugikan
BACA JUGA: Awasi Kandidat di Daerah Kaya Tambang!
Partai berlambang beringin itu mengajukan protes karena calonnya di beberapa daerah mendapat intimidasi."Ada tindakan-tindakan yang memprihatinkan berupa ancaman dan intimidasi kepada kandidat kami," kata Agung Laksono, wakil ketua umum Partai Golkar, dalam keterangan di kediamannya, Jakarta, kemarin (2/5)
BACA JUGA: Suara Napi Menangkan Putri Syaukani
"Aksi premanisme politik ini harus dihentikan," ujarnya.Menurut Agung, terjadi beberapa kali perusakan baliho, poster, dan spanduk milik calonnya
BACA JUGA: Persaingan Antar Bapak Turun ke Anak
Banyak alat kampanye itu dirobek atau dirusak."Modus lainnya berupa pengintaian rumah calonAda juga ancaman yang menimbulkan rasa takut, seperti teror dan isu yang tidak bertanggung jawab," beber AgungPolitikus yang juga menjabat Menko Kesra itu menjelaskan, Golkar sudah meminta Kapolri untuk segera bertindakYakni, memerintah setiap Kapolda maupun Kapolres untuk menjaga suasana demokratisMenurut dia, jika tidak diselesaikan, cara-cara premanisme akan mencederai proses pilkada"Golkar itu ingin menang dan kalah secara demokratis dan terhormatKarena itu, aturan main harus ditegakkanYang melanggar harus ditindak tegas," ujarnya.
Menurut Agung, Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga harus bertindak tegas terhadap cara-cara provokatif dan intimidatif dari semua calonSebab, jika dibiarkan, hal itu akan memunculkan kerawanan baru berupa konflik horizontal.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua DPP Partai Golkar Urusan Pilkada Sharif Cicip SutardjoProses pilkada di duar daerah yang disebut Agung sudah tidak sehatKarena itu, aparat keamanan dan KPU harus segera mengambil tindakan tegas"Kalau kita membiarkan praktik ini, bagaimana hasil pilkadanya kalau pemimpin yang terpilih menang dengan cara-cara seperti itu," terangnya.
Sharif mengingatkan, ekses negatif dari praktik premanisme politik itu membuat rakyat apatisSebab, rakyat akan merasa suara hatinya tidak bisa disalurkan dengan baik"Rakyat akan tidak peduli lagi dengan pilkada kalau cara-cara yang tidak demokratis ini dibiarkan," tandasnya.(bay/c1/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratu Ekstasi Nyalon, Mendagri Pasrah
Redaktur : Soetomo Samsu