MOSKOW - Gelombang protes menentang hasil pemilu parlemen di Rusia pada 4 Desember lalu ternyata tidak kunjung meredaDesakan agar Perdana Menteri (PM) Rusia Vladimir Putin segera mundur dari kekuasaan menguat
BACA JUGA: Korban Badai Washi Tembus 2.000 Jiwa
Skala protes juga meluas dan membesarSekitar 120 ribu massa membanjiri jalanan di Kota Moskow pada Sabtu sore lalu (24/12) atau dini hari kemarin WIB (25/12)
BACA JUGA: Sehari 14 Bom Hajar Baghdad, 63 Tewas
Warga sengaja memenuhi Prospekt Sakharov atau Jalan Sakharov (jalan utama Kota Moskow yang mengabadikan nama pembangkang di era Soviet Andrei Sakharov) untuk menghadiri pawai masalGerakan perlawanan terhadap Putin, 59, itu kian di atas angin
BACA JUGA: Pembantaian Rezim Assad, Dua Hari 250 Tewas
Pasalnya, banyak tokoh yang ikut turun ke jalanPresiden terakhir era Soviet Mikhail Gorbachev, 80, juga bersuara dengan mendesak agar Putin memenuhi tuntutan demonstran dan mundur dari dunia politikBahkan, tokoh pencetus Glasnost dan Perestroika (yang berujung pada runtuhnya rezim komunis Soviet pada 1991) itu merupakan salah seorang tokoh terkemuka di Rusia yang meminta agar Putin lengser."Saya menyarankan dan mengimbau agar Putin mundur sekarangDia telah berkuasa di Rusia selama tiga periode: dua periode sebagai presiden dan satu periode sebagai perdana menteriTiga periode sudah cukup (bagi Putin)," seru Gorbachev kemarin
Dia mendesak agar Putin tak melanjutkan pencalonannya dalam pemilu presiden (pilpres) Rusia pada 2012Peraih Nobel Perdamaian 1990 itu lantas mengingatkan bahwa dirinya memutuskan mundur pada 25 Desember 1991 setelah makin jelas jika sistem Uni Soviet tak mampu lagi bertahan
Karena itu, tokoh yang menjabat presiden Uni Soviet pada 1988-1991 tersebut meminta supaya Putin mengambil pelajaran dari pengalamannya itu"Dia (Putin) seharusnya melakukan hal sama (seperti yang saya lakukan)Itulah (mundur, Red) yang akan saya lakukanDengan cara itu, dia dapat menjaga semua hal positif yang sudah dia lakukan," tambah Gorbachev seperti dipublikasikan radio Moscow Echo.
Sebelumnya, Gorbachev mendukung Putin saat menjabat presiden hingga 2008 dan kemudian menjadi PM hingga saat iniPadahal, tokoh yang berprofesi sebagai pengacara itu ikut memiliki surat kabar oposisi ternama di Rusia saat ini, Novaya GazetaDia mulai mengritik keras kekuasaan Putin setelah hasil pemilu parlemen awal bulan ini yang dimenangkan oleh Rusia Bersatu atau United Russia (partai Putin) dan diprotes oposisi.
"Saya tetap memberikan dukungan saya untuk Vladimir Vladimirovich (Putin, Red) di sini dan di luar negeriDia layak didukung saat ituTetapi, saat ini situasinya berbeda dan kita tak bisa berbuat apa-apa," paparnya.
Karena alasan kesehatanlah, Gorbachev tidak bisa hadir dalam pawai Sabtu laluTetapi, seorang tokoh demonstran, Vladimir Ryzhkov, menyampaikan pesan-pesan Gorbachev kepada massa pengunjuk rasaTokoh yang ditinggal mati istrinya, Raisa, akibat penyakit kanker pada 1999 tersebut mengaku senang melihat munculnya gerakan protes baru di Rusia.
"Ada dua generasi dalam protes iniItu menciptakan harapan besar (bagi demokrasi Rusia, Red)," ujarnya
Dia melukiskan unjuk rasa dan pawai masal pertama Sabtu lalu sebagai momen bersejarah dalam kehidupan modern Rusia.
Putin menjabat presiden pada 2000-2008Mantan agen badan intelijen Rusia, KGB, itu kemudian ditunjuk sebagai perdana menteri oleh pengganti yang dia pilih sendiri, yakni Presiden Dmitry MedvedevDuo penguasa tersebut telah mengumumkan rencana untuk kembali maju sebagai kandidat dalam pilpres 4 Maret 2012Bahkan, sejumlah analis yakin bahwa Putin akan menang mudah dalam satu putaran.(AFP/RTR/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahanan, Arroyo Ditolak Cuti Natal
Redaktur : Tim Redaksi