Gubernur Jatim, Khofifah atau Karwo?

Selasa, 04 November 2008 – 07:28 WIB
SURABAYA - Hari ini, "partai final" pilgub Jatim dihelatSiapa pasangan yang akan menang? Duet Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (Kaji) atau Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa)? Mereka itulah yang akan berebut 29.280.470 suara warga Jatim

BACA JUGA: Besok Pilgub Jatim, Kartu Belum Terbagi



Kemarin, untuk memastikan perhelatan itu bakal berlangsung lancar, Pj Gubernur Jatim Setia Purwaka melakukan sidak ke Kantor KPU Jatim untuk melihat kesiapan pelaksanaan coblosan


Dalam sidak itu, dia didampingi beberapa pejabat pemprov

BACA JUGA: Sutiyoso Janjikan Otonomi Kongkrit

Antara lain, Plt Sekdaprov Chusnul Arifien Damuri, Sekretaris Desk Pilkada Pemprov Soekardo, dan Kepala Bawasprov I Made Sutarya
Rombongan ditemui anggota KPU Jatim Arief Budiman dan beberapa staf.

Dalam kesempatan itu, Setia mewanti-wanti agar seluruh warga Jatim menggunakan hak pilihnya

BACA JUGA: Mendagri Segera Proses Pelantikan Rusli-Mambang

"Pada seluruh masyarakat Jatim, mari berbondong-bondong ke TPS masing-masingKami jamin, tidak ada intervensi apa pun," katanya.

Selain itu, dalam kesempatan tersebut, Setia kembali berpesan agar pelaksanaan pilgub hari ini bisa berjalan tertib dan jauh dari intrik politik kotorDia juga meminta para kepala daerah bisa menjaga netralitas mereka"Wali kota atau bupati jangan menjadi pendukung salah satu kandidatSebab, itu berpotensi menjadi biang kerusuhan," ujarnya

Kekhawatiran Setia cukup beralasanSebagian besar kepala daerah di Jatim merupakan kader parpol pengusung para kandidat.

Saat ini, setidaknya sudah ada beberapa kepala daerah yang terang-terangan siap mendukung pemenangan salah satu kandidatDi Jatim, para kepala daerah didominasi PKB, PDIP, PAN, dan beberapa partai lainpartai-partai itu telah mengarahkan dukungannya kepada salah satu kandidatPKB dan PAN, misalnya, adalah pendukung duet KarsaPDIP pendukung Kaji.

Setia menegaskan, para kepala daerah harus mengutamakan kepentingan publik meski mereka kader parpol"Mereka sekarang adalah milik masyarakat, bukan parpol," katanya.

Dalam sidak kemarin, Setia juga menanyakan persiapan menjelang pencoblosanArief Budiman mengakui bahwa masih banyak persoalan terkait dengan persiapan pilgubMeski demikian, dia tetap optimistis semua bisa berjalan lancar

Para kepala daerah yang notabene adalah bagian dari parpol pendukung menegaskan netralitas mereka"Sebagai bupati, tentu saya mengimbau seluruh warga untuk mencoblosSoal siapa yang dicoblos, itu hak masing-masing," kata Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin yang juga ketua DPW PKB Jatim (kubu Gus Dur), partai pendukung Karsa

Di bagian lain, Ketua Panwas Pilgub Jatim Sri Sugeng juga meminta seluruh tim sukses bermain fair dalam seluruh tahap coblosan"Kami sudah siapkan seluruh personel untuk mengawasi jalannya pemungutan suaraKami pastikan tidak ada toleransi jika ada pelanggaran di lapangan," ujarnya

Khawatir Angka Golput

Meski sama-sama optimistis, dua kandidat mengaku siap menerima apa pun hasil pilgub"Semua ikhtiar sudah kami lakukanTapi, hanya itu yang bisa kami jalankanKarena apa pun hasilnya adalah kehendak Yang Kuasa," kata Saifullah Yusuf.

Khofifah Indar Parawansa berharap pencoblosan dan penghitungan suara berlangsung jujur dan adil''Jangan nodai demokrasiMari kita membuat sejarah dengan melaksanakan pilgub tanpa kecurangan,'' harapnya.

Di bagian lain, meski KPU optimistis pelaksanaan pilgub bisa berjalan lancar, beragam problem di lapangan masih saja terjadiYang paling mengkhawatirkan adalah kemungkinan tingginya angka golput

Ini tidak lepas dari pendataan pemilih maupun distribusi kartu pemilih yang masih amburadul hingga kemarin.

Salah satu yang terparah adalah distribusi kartu pemilih bagi pemilih baruJawa Pos mendapatkan informasi bahwa beberapa KPU kabupaten/kota ternyata hanya memperoleh blangko kartu pemilih kosongan dari produsen kartu pemilih

Padahal, seharusnya pada seluruh kartu pemilih yang didistribusikan itu sudah tercetak nama pemilih anyarAlhasil, KPU tidak punya waktu lagi untuk mendata pemilih karena distribusi kartu pemilih juga sangat mepet"Tentu saja, kami agak kaget dengan hal ini," kata anggota KPU Surabaya Edward Dewaruci.

Selain itu, KPU kabupaten/kota mengeluh dengan software kartu pemlih yang tidak bisa diaplikasikanKarena itu, banyak yang memilih tidak menyerahkan kartu kosongan itu kepada PPK, PPS, maupun KPPSTentu saja, hal ini membuat potensi golput cukup tinggiSebab, tercatat ada 13.583 pemilih tambahan untuk putaran kedua.(ris/aga/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sutiyoso Terus Suarakan Judicial Review UU Pilpres


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler