jpnn.com, SITUBONDO - Empat Guru Tidak Tetap (GTT) atau honorer yang mengajar di Filial Kerpang, SDN 8 Curah Tatal, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, nekat meninggalkan puluhan murid di sekolah.
Itu terjadi karena para GTT tersebut gelisah tak juga diangkat status menjadi PNS oleh pemerintah.
BACA JUGA: Target Pemerintah, Tak Ada Lagi Honorer pada 2023
Tanpa pendamping dalam proses kegiatan belajar mengajar, akibatnya selama kurang lebih 8 bulan, puluhan siswa siswi dari kelas 1 dan kelas 6 di SD setempat menjadi telantar.
BACA JUGA : Baca ! Ada Kabar Gembira Terkait Honor GTT dan PTT
BACA JUGA: Guru Honorer K2 Digaji Rp 300 Ribu per Bulan, Buruh Bangunan Rp 125 Ribu per Hari
Sesekali mereka berkunjung ke sekolah untuk sekadar membersihkan kelas dan berharap guru kembali lagi untuk mengajar.
Namun meski tak ada guru pengajar, puluhan siswa siswi ini masih tetap melakukan pembelajaran di rumah masing-masing.
BACA JUGA: Masih Kurang 3.000 Guru di Wilayah Ini
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Situbondo, Fathorrahman, meninjau lokasi SDN 8 Curah Tatal dan berjanji segera mengatasi masalah ini, agar proses belajar mengajar segera berjalan.
BACA JUGA : Masih Boleh Rekrut GTT dan PTT dengan Syarat
Dia juga berjanji akan memberikan perhatian khusus kepada guru tidak tetap.
"Uang sekitar Rp 200 ribu yang diterima oleh guru honorer, tak sebanding dengan medan bukit terjal yang harus ditempuh," ujar Fathorrahman.
Menurut data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Situbondo, Sekolah Dasar Negeri 8 Curah Tatal memiliki 16 siswa-siswi mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 dan memiliki 9 guru tidak tetap dan 3 guru PNS. (yos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Guru Honorer Usia Sudah 50 Tahun, Ditangkap Polisi
Redaktur & Reporter : Natalia