Gus Mis Sebut Visi NU Ingin Membangun Persatuan dan Persaudaraan Dunia

Sabtu, 27 Agustus 2022 – 01:00 WIB
Duta Besar RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi memberikan ceramah umum tentang Visi Peradaban Nahdlatul Ulama di hadapan kader dan Pengurus Cabang Istimewa NU Tunisia. Foto: Dokpri

jpnn.com, TUNIS - Duta Besar RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi mengatakan visi kelahiran NU ialah merespons masalah akut peradaban dunia Islam.

Menurut pria yang akrab disapa Gus Mis itu, pendiri NU Hasyim Asy'ari ingin lembaga yang mewadahi nahdiyin itu membangkitkan persaudaraan dan persatuan dalam rangka membangun peradaban umat.

BACA JUGA: Di Jaringan Televisi Terbesar Tunisia, Gus Mis Jelaskan Filosofi Kemerdekaan RI

Hal itu disampaikan Gus Mis dalam ceramah umum tentang Visi Peradaban Nahdlatul Ulama di hadapan kader dan Pengurus Cabang Istimewa NU Tunisia.

Menurut cendikiawan NU itu, cara historis kehadiran NU pada hakikatnya ingin merespons problem akut peradaban dunia Islam, khususnya pascajatuhnya Dinasti Ottoman pada 1924 di Turki.

BACA JUGA: Gus Mis Promosikan Budaya Nusantara Lewat Media Terbesar di Tunisia

"Kalau kelihat dimensi sejarah, kami bisa melihat bahwa lahirnya NU pada dasarnya ingin memberikan jawaban atas problem akut yang dihadapi dunia Islam dalam konteks peradaban. Kiai-kiai NU ingin agar dunia Islam membangun visi peradaban lebih dari sekadar membangun imperium dan kekuasaan," kata Gus Mis dalam siaran pers, Jumat (26/8).

Karena itu, lanjut politikus PDIP itu, gagasan utama NU ialah persaudaraan dan persatuan dalam rangka membangun peradaban umat.

BACA JUGA: Budayawan NU Menyoroti Sikap Rektor UIN Kalijaga Mempercepat PBAK

Dia menerangkan Hasyim Asy'ari menulis buku khusus dalam konteks pentingnya membangun persaudaraan dan silaturahmi tersebut.

Gus Mis menambahkan konsistensi NU dalam membangun peradaban hingga saat ini, karena umat Islam sejatinya fokus dalam membangun akhlak dan nilai-nilai luhur, bukan terjerambab dalam konflik dan perseteruan kekuasaan.

"Dalam Muktamar NU 1984 di Situbondo ditegaskan kembali perihal visi peradaban NU dengan mengangkat trilogi persaudaraan, yakni persaudaraan keislaman (ukhuwah islamiah), persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wataniah), dan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah insaniah). Saya memandang visi ini masih sangat relevan, tidak hanya dalam konteks Indonesia, melainkan juga dalam konteks global," kata dia.

Pria kelahiran Sumenep itu juga mengajak Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyongsong abad kedua NU.

Dia juga menilai gagasan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf perlu didukung.

"Saya sangat mengapresiasi langkah Gus Yahya, yang ingin menghidupkan kembali visi peradaban NU. Saya juga meminta kepada kader NU, khususnya di Tunisia dapat merumuskan dan memberikan masukan perihal visi peradaban NU dari gagasan perabadan juga tumbuh subur di Tunisia yang digaungkan Ibnu Khaldun serta meningkatkan aktivitas keilmuan dalam rangka berperan pada abad kedua NU," pungkasnya. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Satu Abad, PBNU Memberi Perhatian Khusus pada Gerakan Perempuan NU


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler