jpnn.com, JAKARTA - Persaudaraan Alumni (PA) 212 menilai keluarnya surat rekomendasi mubalig dari Kementerian Agama (Kemenag) sangat kental nuansa politiknya.
Menurut Juru Bicara PA 212 Habib Novel Bamukmin, pemerintah tengah menciptakan persepsi bahwa ada ulama yang tidak dipercaya umatnya. Padahal, mereka sebenarnya adalah ulama yang tidak bisa dikendalikan pemerintah.
BACA JUGA: Apakah yang di Luar Daftar 200 Mubalig Tak Boleh Tablig?
"Sangat kental aroma politiknya," kata Novel kepada JPNN.com, Minggu (20/5).
Novel menilai, banyak di antara 200 nama mubalig itu, materi dakwahnya bisa dipesan oleh pemerintah. Bahkan ada mubalig yang kerap kali memecah belah umat.
BACA JUGA: Jika Tembus 200 Ribu Mubalig, Jokowi Bakal Diuntungkan
"Itu yang masuk adalah dai-dai yang searah politiknya bela penguasa dan saya kenal itu beberapa dainya justru diduga malah termasuk suu' (ulama jahat) yang membuat gaduh dan nyeleneh atas ucapannya," kata Novel.
Karena itu, dia sangat menyesalkan langkah Kemenag. Menurutnya, pengkotak-ngotakan ulama hanya akan membuat umat rugi. (tan/jpnn)
BACA JUGA: Rilis 200 Nama Mubalig Mestinya Didahului Sosialisasi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Daftar Mubalig Kemenag Bertentangan dengan Semangat Jokowi
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga