Habibie Beber Amanat Bung Karno di DPR

Untuk Memperkuat Teknologi Industri Maritim dan Dirgantara

Selasa, 01 Februari 2011 – 00:11 WIB
Mantan Presiden RI BJ Habibie saat hadir pada Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi I DPR, Senin (31/1). Foto : Arundono Wicaksono/JPNN

JAKARTA - Mantan Presiden RI Prof Dr BJ Habibie mengingatkan DPR dan pemerintah untuk lebih peduli pada pengembangan industri strategis untuk pertahananMenurut Habibie, teknologi yang harus dikembangkan dalam memperkuat industri strategis harus mencakup bidang maritim dan kedirgantaraan.

Tujuannya, untuk mempertahankan wilayah Indonesia sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat

BACA JUGA: Ambang Batas Kesabaran Rakyat Lebih Perlu Diperhatikan

Hal itu disampaikan Presiden RI ketiga Prof BJ Habibie dalam rapat dengar pendapat umum Komisi I DPR RI, Senin (31/1)
"Januari 1950, Bung Karno sudah mengamanatkan agar Indonesia harus memperkuat industri perkapalan dan pesawat terbang

BACA JUGA: Kejaksaan Belum Mau Copot Cirus

Ini untuk menjaga pertahanan kita," ungkapnya.

Karena amanat Soekarno itulah,  agar Indonesia bisa berdikari maka sejak 1950 putra-putra terbaik Indonesia dikirim ke Belanda untuk belajar tentang industri perkapalan dan dirgantara
"Saya masuk angkatan kelima yang dikirim ke Belanda

BACA JUGA: Penundaan UMP Diputuskan Kepala Daerah

Di sana kami belajar bagaimana bisa membuat pesawat dan kapalIni agar Indonesia tidak mengimpor kapal maupun pesawat terbangBung Karno ingin, kita menjadi negara mandiri," tutur Habibie

Hanya saja pada 1964, kondisi negara tidak memungkinkan untuk membuat kapal maupun pesawat terbangNamun karena mendapat amanat Bung Karno, Habibie mengaku semangat untuk itu tetap terjagaBersama sesama ilmuwan lainnya, mantan Menristek ini mengembangkan industri kedirgantaraan.

"Bukan karena hobi, tapi karena tidak tahan melihat penderitaan rakyatKami ingin membuat pesawat terbang sendiri, sehingga uang negara tidak perlu dihabiskan untuk mengimpor pesawat dari luar negeri," tandasnya.

Sayangnya, cita-cita Habibie kandas di tengah jalan menyusul ditutupnya Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) oleh pemerintah pada 2002Padahal, pesawat produk IPTN sudah siap dijual secara komersial pada 2003.

"Inilah kelemahan bangsa kitaBangsa kita lebih senang mengimpor daripada menggunakan hasil karya putra terbaiknya sendiri," sesalnya.(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perburuan Aset Century di Luar Negeri Masih Lambat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler