Hadapi Krisis Finansial Global, SBY Bentuk Tim Khusus

Rabu, 08 Oktober 2008 – 07:42 WIB
JAKARTA – Selain menenggelamkan kurs rupiah dan IHSG, krisis finansial global yang dipicu oleh keraguan program bailout pemerintah AS juga memaksa Presiden SBY semakin rajin rapat dengan menteri ekonominyaSelasa (7/10) presiden kembali bertemu dengan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Kamar Dagang dan Industri Indonesia, serta kalangan perbankan.
Pertemuan sore hari itu berlangsung di Kantor Kepresidenan

BACA JUGA: Dolar Naik, Ongkos Haji Tetap

Acara tersebut dihadiri antara lain Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu,  Menteri Perindustrian Fahmi Idris,  Menteri Tenaga Kerja Erman Suparno, serta Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik

Juga ada Ketua Kadin M.S

BACA JUGA: Jimly Disarankan Gantikan Bagir Manan

Hidayat
Para pengusaha yang hadir, antara lain, Tomy Winata dari kelompok usaha Artha Graha dan James Riyadi dari Grup Lippo

BACA JUGA: Pakai Nomor Urut, Haryono Gantikan Jimly

Dari kalangan perbankan, tampak Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo.
Hasil dari pertemuan itu, pemerintah membentuk tim khusus yang merupakan sinergi antara pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mengantisipasi dampak krisis ekonomi global terhadap Indonesia.
M.SHidayat setelah pertemuan dua jam mengatakan, tim khusus itu dikoordinasikan langsung oleh presiden”Tim khusus akan melibatkan langsung menteri-menteri terkait agar program antisipasi krisis ekonomi global yang disusun pemerintah bersama dengan kalangan perbankan dan usaha dapat berjalan,” jelasnya”Presiden nanti menunjukKalau misalnya nanti bicarakan ekspor, menteri-menterinya siapa dan saya supply teman-teman dari bisnis,” lanjutnya.
Menurut Hidayat, tim khusus akan bekerja setiap hari tanpa jeda waktu sampai program-program yang disusun dapat berjalan”Sekarang di tingkat menteriKita buat program bersama sekarang antara dunia swasta, perbankan, dan dengan pemerintah,” ujarnya
Dalam pertemuan tersebut, kalangan usaha menginginkan pemerintah secara hati-hati mengendurkan kebijakan uang ketat dan membuat prioritas produk-produk andalan Indonesia yang tetap mendapatkan dukungan dari perbankan”Sebab, kalau tidak begitu, produktivitas kita jadi menurun dan akibatnya akan berentet nantiAkan ada unemployment dan sebagainya,” tuturnya(sof/wir/tom/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPD Minta UU Susduk Tak Langgar UUD 1945


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler