BACA JUGA: KY Bidik Empat Hakim Berbuat Asusila
"Tapi reaksi yang diberikan tidak jelas untuk apa dan kepentingan siapa yang dibelanya," kata Heppy Trenggono kepada wartawan,Jakara Timur, Kamis (24/11).Pertemuan di Bali dalam KTT Asia Timur misalnya
BACA JUGA: KY Bawa Kasus Dwi Djanuanto ke Pidana
"Puncaknya, Indonesia membeli pesawat produksi Boing senilai Rp210 triliun, sementara Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) sebagai satu-satunya industri pesawat kebanggaan bangsa yang butuh anggaran sebanyak Rp5 triliun tidak jadi perhatiannya," kata Heppy.Menurut Heppy, kontrak Rp210 triliun antara Indonesia dengan Boeing merupakan antiklimaks dalam pembangunan ekonomi dalam negeri sebab dengan kontrak tersebut. Ironisnya, kata dia, Indonesia memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah ekonomi dan pengangguran di negara lain dan mengabaikan masalah pengangguran di negeri sendiri, sekaligus mengabaikan industri penerbangan yang dimiliki Indonesia.
Heppy juga menyebutkan bahwa hari ini pasar Indonesia dikuasai oleh produk asing, mulai dari teknologi, tekstil, farmasi bahkan makanan pokok
"Pemimpin bangsa ini berkewajiban menunjukkan sikap sebagai bangsa besar yang mandiri dan bermartabat, tegas dalam menghadapi issu negatif yang disemai oleh negara tetangga," kata Heppy Trenggono.
Demikian juga halnya dalam menyikapi rencana pembangunan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin Australia serta kepentingan asing yang terindikasi mengganggu kedaulatan Indonesia.
"Saat ini banyak warga negara asing yang masuk dan beraktifitas di Papua dan Papua Barat tanpa tindakan yang tegas dari pihak Indonesia
BACA JUGA: KY: Tak Ada Maaf Bagi Hakim Tercela
Padahal kehadiran warga asing disana tanpa tujuan yang jelas pada akhirnya akan mempersulit posisi Indonesia di mata internasional," tegas Pemimpin dan juga inisiator Gerakan Beli Indonesia itu.(fas/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Pansel Bukan Level Tarung DPR
Redaktur : Tim Redaksi