Hadapi Radikalisme, SBY Ingin Berdakwah

Kamis, 12 Mei 2011 – 17:41 WIB
JAKARTA—Maraknya berbagai kegiatan radikal yang dikaitkan dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII), membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan keinginan untuk ikut langsung berdakwahHal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Syuhada Bahri usai bertemu dengan Presiden SBY di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (12/5).

‘’Presiden berencana membuat tulisan yang berkaitan dengan dakwah dan itu akan disampaikan ke kita untuk di sebarkan

BACA JUGA: Demokrat Minta Politisasi Gedung Baru DPR Disudahi

Nantinya akan kita sampaikan ke dai-dai di seluruh Indonesia,’’ kata Syuhada.

Pada rombongan dari DDII, Presiden SBY mengutarakan niatnya dan berjanji akan menulis sendiri dakwahnya
Selanjutnya nanti DDII akan membantu untuk menerjemahkan inti tulisan Presiden SBY sebelum disyiarkan pada seluruh da’i di Indonesia

BACA JUGA: Dobel Bujet, 560 Anggota Dewan Dapat Pulsa Rp 151 Miliar

‘’Belum tahu bentuknya seperti apa, tapi mungkin nanti kita kemasannya bisa dalam bentuk buku saku,’’ kata Syuhada.

Dalam pertemuan tersebut Presiden SBY dan DDII pun sepakat mengatakan bahwa gerakan NII ini masih ada di Indonesia dan sangat berbahaya
Bahkan Presiden SBY mencontohkan, akibat gerakan radikal ini, ada anak yang tidak pulang kerumahnya berbulan-bulan, namun saat pulang tiba-tiba suka mencuri dan mengatakan bahwa orangtuanya telah kafir

BACA JUGA: Panwaslu Endus Indikasi Pelanggaran DPT

Karena itulah diperlukan segera gerakan reradikalisasi.

‘’Justru pertemuan DDII dengan Presiden ini membahas soal pentingnya reradikalisasi iniUntuk menghadapinya, kita harus memahami Islam secara benar dan bila sudah benar bisa jadi rahmatanlilalamin,’’ jelas Syuhada.

Terkait dengan nama pemimpin pondok pesantren Az-Zaytun yang disebut-sebut menjadi sentral penyebaran NII, Syuhada enggan berkomentarBahkan dirinya mengaku tak tahu persis jenis kepemimpinan seorang Panji GumilangSedangkan terkait keberadaan pondok pesantren, menurutnya tidak ada masalah‘’Sebagai sebuah pondok pesantren, sah-sah saja dia memiliki kurikulum lain guna melahirkan orang-orang baikTapi untuk lebih jelasnya, lebih baik ditanyakan ke Menteri Agama,’’ kata Syuhada.

Sementara itu, juru bicara Kepresidenan Julian aldrin pasha mengatakan bahwa Presiden SBY sangat mendukung penuh setiap kegiatan DDIIPresiden pun berpesan, agar DDII dapat menyampaikan dakwah sesuai dengan ajaran Islam yang benar, guna menangkal gerakan-gerakan Islam radikal.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Polhukam Pantau Kesiapan Pemilukada Ulang Kota Jayapura


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler