jpnn.com, DENPASAR - Setelah melewati rangkaian kegiatan yang panjang dan padat, peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 Tahun 2019 mencapai puncaknya saat dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, di Lapangan Puputan Renon Denpasar, Bali, Rabu (28/8).
Sebelumnya berbagai rangkaian acara dan kegiatan sukses digelar mulai dari pameran inovasi teknologi Ritech Expo menyajikan berbagai produk inovasi unggulan karya anak bangsa dari perguruan tinggi, lembaga riset, industri, hingga para inovator; Rakornas ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (IPTEKIN); Lomba Produk Inovasi Nasional; Bakti Inovasi; Anugerah Iptek dan Inovasi; berbagai kegiatan Ilmiah, serta berbagai lomba Iptek dan Inovasi.
BACA JUGA: Pesan Wapres Jusuf Kalla pada Puncak Peringatan Hakteknas 2019
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan, kegiatan Hakteknas akan terus disosialisasikan ke daerah untuk menularkan semangat iptek dan inovasi ke penjuru nusantara. Itulah mengapa, sejak tahun 2016, dirinya menginisiasi Hakteknas digelar di daerah-daerah.
Sebelumnya Hakteknas selalu diperingatan di Jakarta. Ternyata, menurut Menristekdikti, atensi publik di daerah terhadap riset dan inovasi semakin meningkat.
BACA JUGA: Menristekdikti Sodorkan Solusi Atasi Penyebaran Dokter Tidak Merata
"Sejak tahun 2016, kami lakukan di luar kota, yakni Surakarta. Ada kenaikan inovasi daerah mulai muncul. Kemudian tahun 2017 di Makasar. Tahun 2018 di Pekanbaru Riau. Kali ini di Bali. Harapan saya bisa terus sosialisasikan ke daerah lain, untuk mendorong inovasi daerah," ucapnya.
Kenaikan inovasi ini tidak lepas dari kerja keras enam Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berada dibawah koordinasi Kemenristekdikti, yang selalu mendorong kontribusi dalam inovasi bangsa. Sehingga pada tahun 2019 terdapat perubahan yang sangat signifikan dalam riset dan inovasi.
BACA JUGA: Akreditasi Online Pangkas Pengeluaran Perguruan Tinggi
"Dulu startup atau inovasi yang dihasilkan para peneliti Indonesia selalu berada dibawah di Asia Tenggara. Bahkan patennya rendah. Saya waktu itu membandingkan dengan Iran, mereka mengembangkan startup dari tahun 2004-2014, berapa inovasi yang dihasilkan dalam 10 tahun, mereka menghasilkan 1000 start up," terang Menteri Nasir.
Hal itulah yang menjadi tekad Menteri Nasir. Sebab pada saat awal dirinya memimpin kemenristekdikti, hanya ada dibawah 15 startup dalam setahun. Namun pada tahun 2019 ini, startup yang sudah dibangun baik oleh LPNK, Perguruan Tinggi Masyarakat dan Industri sudah tercipta sebanyak 1350 startup selama lima tahun.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 300 Diaspora Bertalenta Ikut Memperkuat SDM Unggul
Redaktur : Tim Redaksi