jpnn.com - PADANG - Lebih 9 bulan menahan aib hingga melahirkan anak namun tidak kunjung ada pertanggungjawaban, seorang siswi SMP di Muaro Labuah, Kabupaten Solok Selatan melapor ke Polres Solok Selatan. Ditemani orangtuanya sambil membawa seorang bayi usia seminggu, VR (16) berharap pelaku cabul yang menyebabkan dirinya melahirkan seorang anak itu ditangkap.
Orang tua VR mengungkapkan, anaknya telah dikerjai oleh seorang laki-laki yang bernama FD (22), seorang mahasiswa yang juga anak salah satu caleg terpilih di Muaro Labuah.
BACA JUGA: Walikota Bantah Honorer Lama Didepak, Diganti yang Baru
Menurutnya, pada Agustus 2013 lalu, VR diajak oleh FD keluar rumah untuk jalan-jalan. Tidak ada yang menduga kalau mereka akan melakukan perbuatan terkutuk tersebut.
”Anak saya pun sempat mendiamkan itu dan kami sekeluarga tidak tahu kalau dia tengah hamil,” papar Ujang (48) – nama samaran, orangtua VR kepada Posmetro Padang, Sabtu (17/5).
BACA JUGA: Rumah Makan Ludes Terbakar, Pemadaman Diwarnai Adu Jotos
Pihak keluarga sendiri baru mengetahui kejadian tersebut karena sudah ada perubahan pada tubuh sang anak. Saat didesak, VR akhirnya mengaku kalau perbuatan itu dilakukan oleh FD. Bak tersambar petir, Ujang shock mendengar pengakuan sang anak.
“Saya tidak terima pak, makanya kami sekeluarga berusaha mencari keluarga FD, ternyata bapaknya itu adalah salah seorang caleg terpilih dan akan dilantik Agustus mendatang,” jelas Ujang.
BACA JUGA: Sampah Ditukar Beras
Dijelaskan Ujang, setiap dimintai pertanggungjawaban, keluarga FD selalu mengelak bahkan membantah kalau anak mereka sudah berbuat terlewat batas meskipun Ujang sudah membawa VR ke rumah pelaku dengan kondisi perut yang semakin buncit.
“Kami tidak tahan lagi pak, makanya kami melaporkan kejadian ini kepada polisi,” ungkap Ujang.
Hingga saat ini setelah sang anak melahirkan bayi berumur seminggu, pihak keluarga FD tidak sedikitpun mau bertanggung jawab. Laporan polisi yang sudah dibuat sejak Rabu (14/5) juga belum ada kelanjutannya sampai sekarang.
”Kami dari pihak keluarga tidak terima dengan perlakuan ini, anak saya terpaksa tidak sekolah lagi karena malu. Mereka harus bertanggung jawab kepada anak saya,” tutur Ujang.
Sementara itu, pihak Polres Muaro Labuah menyebut masih menyelidiki kasus ini. Setelah menerima laporan dari orangtua korban, pihaknya langsung melakukan penyelidikan dan berusaha mencari keberadaan pelaku.
”Laporan korban sudah masuk ke polres dan saat ini personel di lapangan tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus ini, kita berharap pelakunya bisa ditangkap secepatnya dan pihak keluarga harap bersabar,” ucap Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Rico Fernando.
Koordinator Woman Crisis Center (WCC) Nurani Perempuan Sumbar, Yefri Heriani mengatakan, kasus yang terjadi di Muaro Labuah tersebut menambah daftar panjang kasus pelecehan seksual yang terjadi di Sumbar.
Dalam hal ini harus ada tindakan tegas terhadap pelaku, karena kalau tidak ada sanksi tegas untuk para pelaku, mereka akan sewenang-wenang melakukan perbuatan tersebut. Selain itu, juga harus ada tindakan cepat dari aparat hukum dalam mengatasi kasus-kasus tersebut.
”Aparat hukum harus hati-hati karena kasus seperti ini sangat rentan, makanya harus ada penanganan cepat,” papar Yefri.
Ditambahkannya, setidaknya hingga pertengahan Mei 2014 ini sudah ada sekitar 33 kasus yang ditangani dan 14 di antaranya adalah kasus kekerasan seksual.(ag/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bensin Rp11 Ribu Per Liter
Redaktur : Tim Redaksi