jpnn.com, MALANG - Kenaikan tarif cukai rokok membuat industri hasil tembakau (IHT) di Indonesia resah.
Mereka merasa tercekik jika tarif cukai terus dinaikkan pemerintah. Padahal selama ini IHT telah menyumbang sebelas persen dari seluruh total pajak ke negara.
BACA JUGA: Perusahaan Rokok Besar Oligopolisasi, UMKM Kehilangan Pasar
Selain itu, pabrik rokok telah menyerap enam juta tenaga kerja. Kenaikan tarif cukai pun sudah memiliki dampak.
BACA JUGA: 4 Faktor yang Memengaruhi Industri Ritel
BACA JUGA: Pemerintah Cabut Bebas Cukai di FTZ, ini Respons GAPPRI
Jumlah pabrik rokok turun drastis sejak 2007. Yakni, dari 4.793 pabrik pada tahun 2007 menjadi 487 pada 2017.
Itu artinya hanya sekitar sepuluh persen pabrik rokok yang kuat bertahan.
BACA JUGA: Pekerja Pabrik Rokok Terus Menyusut dalam 5 Tahun Terakhir
Untuk menyikapi masalah itu, Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya menggelar focus group discussion (FGD) bertajuk Menuju Industri Hasil Tembakau (IHT) yang Berkesinambungan di Swiss-Bellin, Jumat (12/7).
”Kami sedang ada riset mencari solusi bagaimana pengembangan ke depan industri hasil tembakau (IHT). Termasuk di dalamnya rokok karena industri ini sebenarnya sangat penuh aturan atau overregulated,” ungkap Ketua PPKE FEB UB Candra Fajri Ananda
Agenda yang berlangsung cukup padat itu juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai akademisi, pelaku usaha IHT Gappri dan Gaperoma, dan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia.
Hadir pula Dinas Tenaga Kerja Kota Malang, Dinas Perindustrian Kota Malang serta pemateri ahli dari DJBC Kemenkeu RI Nirwala Dwi Heryanto SE MSi dan Indef Dr Enny Sri Hartati.
Candra menambahkan, FGD ini untuk mencari solusi keberlangsungan IHT.
”Dari sisi kesehatan tidak terlalu berharap berkembangnya industri rokok. Namun, dari tenaga kerja dan penerimaan negara masih perlu. Nah, ini harus mencari titik temu,” tambah Candra. (del/c1/abm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Produksi Rokok Turun, Pendapatan Negara Terpangkas Rp 1,2 Triliun per Tahun
Redaktur & Reporter : Ragil