Harga Bahan Pokok Berangsur Normal, Inflasi Terkendali

Kamis, 21 Juni 2018 – 03:15 WIB
Ilustrasi. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, PALEMBANG - Harga sejumlah kebutuhan bahan pokok di pasar mulai berangsur normal H+4 Idulfitri. Terutama daging sapi dan ayam potong yang sempat naik harga jelang Lebaran.

Pantauan Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group) di Pasar 26 Ilir, harga daging sapi segar sebelumnya sempat menyentuh harga Rp140-160 ribu per kilogram (kg), kini dijual Rp110-125 ribu per kg.

BACA JUGA: Antisipasi Perampokan, Taksol Pasang Tombol Darurat di Mobil

Begitupun harga daging ayam potong dari Rp40 ribu per kg, kini turun ke level Rp31-35 ribu per kg. Hanya saja, telur harganya masih tinggi dari Rp24-25 ribu, kini masih dijual Rp23 ribu per kg. “Harga beberapa komoditas yang sudah turun sedikit. Persisnya tiga hari setelah Lebaran,” terang Yan, salah satu pedagang.

Kembali normalnya harga bahan kebutuhan pokok, kata Yan, tak lepas karena menurunnya permintaan konsumen pasca-Lebaran. Namun memang beberapa masih dijual mahal, karena permintaannya masih tinggi. Seperti bawang merah yang masih tinggi di harga sekitar Rp36 ribu per kg dan cabai merah Rp38 ribu per kg.

BACA JUGA: Driver Taksol Dirampok, ADO: Selalu Waspada dan Berhati-hati

“Mungkin karena stoknya yang memang sedikit. Jadi harga masih mahal,” terangnya.

Untuk harga komoditi seperti minyak goreng bungkusan stabil dijual Rp11-12 ribu per liter, gula pasir Rp12-13 ribu per kg, dan beras kemasan dijual Rp 105-115 ribu per 10 kg tergantung merek.

BACA JUGA: Terpergok, Pencuri Tewas dalam Baku Tembak dengan Kapolsek

“Belum bisa diprediksi, apakah ke depan kembali turun atau tidak. Tetapi dominan biasanya harga kembali normal setiap kali habis Lebaran,” terangnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Rudy Hairuddin, mengatakan, sejak April lalu pemangku kepentingan komitmen mengawal harga kebutuhan pokok agar stok dan pasokan aman dan tersedia di pasar. Komoditas pangan yang secara historis mengalami kenaikan saat ini cenderung stabil, seperti beras, gula, dan minyak goreng.

“Untuk bawang putih sudah ada pasokan impor dari Tiongkok dan penetrasi daging beku dilakukan untuk memberikan alternatif terhadap mahalnya daging segar,” ujarnya. Untuk daging ayam pihaknya berkoordinasi dengan pengusaha agar bisa segera memasok lebih banyak daging ayam untuk menstabilkan harga.

Diakuinya, realisasi inflasi di Sumsel selama Ramadan tercatat stabil dan terkendali. Mei 2018 inflasi bulanan sebesar 0,14 persen (month to month) lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 0,29 persen (mtm). “Angka inflasi ini lebih rendah dibanding inflasi nasional. Disebabkan oleh terjadinya deflasi pada harga cabai merah, beras, bawang putih, dan tarif angkutan udara saat itu,” jelasnya.

Sementara, komoditas yang menyumbang inflasi berasal dari daging ayam ras, telur ayam ras, jeruk, dan rokok kretek filter. “Kita turun jauh menjadi 3,21 persen (yoy) artinya dengan berbagai kebijakan yang dilakukan secara signifikan membantu menurunkan inflasi,” katanya. Karena itu dia pun optimistis inflasi sesi Lebaran tetap terkendali.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel, Yos Rusdiansyah, saat Lebaran ini memang beberapa komoditas patut diwaspadai yakni cabai merah, daging sapi, daging ayam, dan telur ayam. “Tapi setelah Lebaran ini harga-harga komoditas itu berangsur turun. Karena itu kami yakin inflasi Juni ini tetap terkendali atau di bawah 1 persen,” pungkasnya. (cj16/cj11/fad/ce1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Meludah Sembaragan, Ali Imron Dikeroyok Tiga Pegawai PT KAI


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler