Harga Beras Belum Turun, Penyaluran Rastra Dipercepat

Sabtu, 03 Maret 2018 – 08:53 WIB
Beras. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah akan menggelontorkan Beras Sejahtera (Rastra) lebih cepat. Langkah ini sebagai cara mengatasi belum turunnya harga beras yang membuat masyarakat, khususnya warga menengah ke bawah terus tertekan.

Jika terus terjadi, tingkat kemiskinan di masyarakat akan meningkat menyusul lemahnya daya beli.

BACA JUGA: Panggil Menteri, Jokowi Minta Realisasi Rastra Dipercepat

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menkoperek) Darmin Nasution mengatakan, percepatan itu akan dimulai bulan ini sampai dengan lebaran mendatang.

Nantinya, pembagian rastra atau yang dulu dikenal dengan istilah raskin tidak lagi akhir bulan, melainkan di awal bulan.

BACA JUGA: Bamsoet Puji Terobosan Jokowi soal Rastra dan PKH

Dia menjelaskan, percepatan itu dilakukan untuk menopang beban yang dirasakan warga menengah ke bawah di tengah masih tingginya harga beras.

Harapannya, warga yang masuk kategori rentan miskin tidak turun menjadi warga miskin akibat kebutuhan pokoknya tidak terpenuhi.

BACA JUGA: Masuk Masa Panen, Amran Yakin Harga Beras Turun

“Tingkat kemiskinan itu diukurnya dengan apa? Dengan belanja. Harga beras paling menentukan,” ujarnya usai menggelar pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Kantor Kepresidenan, Jakarta, kemarin (2/3).

Dalam pertemuan kemarin, lanjut Darmin, Bulog sudah menyanggupi permintaan presiden. Untuk bulan Maret, rastra selambat-lambatnya akan tersalurkan pada awal pertengahan bulan. “Walaupun artinya Bulog harus kalang kabut,” imbuhnya.

Terkait jumlah penerima Rastra, Darmin mengaku tidak mengetahui angka pastinya. Namun ada dikisaran belasan juta orang. Dalam satu bulan, beras yang digelontorkan mencapai 130 ribu ton.

Selain percepatan penyaluran rastra, pemerintah bersama Bulog juga akan segera melakukan operasi pasar. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengintervensi pasar demi menurunkan harga beras. “Harga sekarang masih terlalu tinggi,” tuturnya.

Seperti diketahui, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), sampai dengan akhir Februari 2018, harga beras mengalami kenaikan untuk semua jenis.

Harga beras premium di penggilingan naik 0,31 persen menjadi Rp 10.382 per kilogram (kg) dibanding Januari sebesar Rp. 10.350 per kg.

Lalu untuk, kualitas medium, naik 0,37 persen menjadi Rp. 10.215 per kg dibanding Januari sebesar Rp. 10.177 per kg. Sedangkan kualitas rendah, naik 1,99% menjadi Rp. 9.987 per kg dibanding Januari yang hanya Rp. 9.793 per kg.

Disinggung soal stok beras, Darmin menegaskan masih cukup. Saat ini, Bulog masih memiliki 700 ribu ton beras.

Selain itu, masih ada stok 260 ribu ton beras impor yang juga belum digunakan. Apalagi, masa panen sudah di depan mata. “Panen raya April akan jadi, Maret (sebagian) sudah panen,” tuturnya. (far)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lah, Bansos untuk Warga Miskin Kok Pakai Pungutan Dana


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler