Harga Gabah Petani Tinggi, Bulog Ogah Beli

Minggu, 17 April 2016 – 12:12 WIB
Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - KARANGANYAR – Sebagian petani padi di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah terpaksa mengelus dada. Sebab, gabah panenan mereka ternyata tak dibeli oleh Bulog.

Sebagaimana diberitakan Radar Solo, gudang Bulog Karanganyar justru memilih membeli beras dari petani di Sragen.  Penyebabnya karena harga beras di Karanganyar dinilai terlalu tinggi bagi Bulog.

BACA JUGA: Penting!!! Inilah Kode-Kode Maling

Kepala Gudang Bulog Karanganyar, Joko Suwondo mengatakan, pihaknya memang menjalin kemitraan dengan penyetor beras untuk menyerap panenan petani. Mitra Bulog itu paling banyak berasal dari wilayah Kabupaten Sragen. Secara otomatis, beras yang diserap juga berasal dari daerah itu.

Sedangkan penyetor beras yang berasal dari Karanganyar hanya dua mitra. Hal itu disebabkan karena masyarakat menganggap prosedur menjadi mitra penyetor beras terlalu sulit. Akibatnya, petani enggan menjadi mitra penyetor beras di gudang Bulog Karanganyar.

BACA JUGA: Ini Cara Ponpes Al Mukmin Ngruki Tepis Stigma Teroris

”Selain itu karena faktor harga beras yang tidak sesuai dengan keinginan Bulog. Harga dari petani sudah mencapai delapan ribu (Rp 8.000) lebih, sementara harga yang ditentukan Bulog tujuh ribu (Rp 7.300),” kata Joko.

Namun demikian, penyerapan beras tetap dilakukan dan tidak mengalami kendala. Hingga kini Gudang Bulog Karanganyar sudah menyerap 1200 ton. Target tahunan penyerapan beras mencapai 5500 ton.

BACA JUGA: Puluhan Petugas Lapas Cilegon Tes Urine, Hasilnya...

”Penyerapan dimulai 23 Maret. Akhir tahun bisa terpenuhi,” terangnya.

Adi Lukito, salah satu mitra Bulog asal Karanganyar mengatakan, sebenarnya tidak sulit untuk menjadi mitra BUMN bidang pangan itu. Ia bahkan mencari beras hingga Wonogiri untuk kemudian disetorkan ke Bulog.

”Saya termasuk penyetor baru. Sejauh ini tidak ada kendala selama prosedur terpenuhi,” katanya.

Kepala Seksi Pelayanan Publik Sub Divisi Regional Solo, Yoyo mengatakan, target penyerapan beras se-eks Karesidenan Surakarta selama satu tahun mencapai 100 ribu ton. Sejauh ini penyerapannya sudah mencapai 15 persen.(adi/bun/jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Suami yang Diguna-guna Mertua, Lihat Istri Seperti Monyet


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler