Harga Garam Masih Tinggi

Jumat, 13 Oktober 2017 – 08:34 WIB
Petani garam. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, JAKARTA - Harga jual garam di tingkat petani pada musim panen tahun ini berada di kisaran Rp 1.900–2.100 per kilogram.

Angka itu lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Akhirnya, Petani Garam Bisa Tersenyum Lega

Pada panen terakhir 2015 lalu, garam petani hanya dibanderol Rp 500–700 per kilogram.

Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jatim M. Hasan mengatakan, terbentuknya harga garam tersebut tidak terlepas dari efek paceklik tiga sampai empat bulan lalu.

BACA JUGA: Hujan Deras Berpotensi Picu Harga Garam Naik Lagi

Saat itu, harga garam bisa mencapai Rp 4 ribu per kg. Akibatnya, harga jual garam oleh pabrikan juga melonjak.

’’Tapi, dampak harga tersebut ke konsumen tidak terlalu signifikan,’’ katanya, Kamis (12/10).

BACA JUGA: Sambangi Pulau Madura, Pak Luhut Beri Warning ke Tengkulak Garam

Nah, ketika harga di pasaran telanjur tinggi, pabrikan memilih untuk menyesuaikan harga beli dari petani.

Jadi, sekarang harga garam yang diterima petani naik hampir tiga kali lipat jika dibandingkan dengan dua tahun lalu.

Harganya menyesuaikan dengan kualitas garam. Sementara itu, perhitungan harga garam sampai di gudang pabrik Rp 2.100–2.400 per kg. Salah satunya terkait biaya angkut.

’’Mudah-mudahan harga yang terbentuk sekarang bisa menjadi acuan pemerintah bila akan menetapkan HPP (harga pembelian pemerintah),’’ tuturnya.

Sebab, sebenarnya, HMPG telah mengusulkan harga terendah untuk HPP, yaitu Rp 1.500 per kg. Tingginya harga mengikuti kualitas garam.

Hingga kini, panen di sentra-sentra garam terus berlangsung. Mulai empat kabupaten di Madura hingga sentra garam di Sidoarjo dan Pasuruan.

’’Hujan beberapa waktu lalu sempat berdampak pada sentra di Bangkalan dan Sampang. Tapi, sekarang mulai panen kembali,’’ terang Hasan.

Proyeksi produksi garam tahun ini ditargetkan 1,1–1,2 juta ton. Target tersebut hampir sama dengan realisasi pada 2015, yaitu 1,1 juta ton.

Sementara itu, pada 2016, Jatim mengalami gagal panen. HMPG Jatim optimistis target tersebut bisa tercapai.

’’Selain cuaca, didukung dengan pemakaian teknologi geomembrane,’’ ujarnya. 

Direktur Produksi PT Garam Budi Sasongko menjelaskan, tingginya harga garam tidak terlepas dari pengaruh anomali cuaca yang terasa hingga tahun ini.

Misalnya, di sentra produksi di Tuban dan Cirebon. Meski demikian, dia menegaskan, tidak ada lagi kelangkaan garam seperti beberapa bulan lalu.

’’Stok garam impor kami juga mulai didistribusikan. Sekarang stok garam impor di Jawa sekitar 30 ribu ton,’’ ucapnya.

Dia menambahkan, tingginya harga tentu menguntungkan petani garam. Namun, PT Garam akan menjadi price leader.

Harga garam di tingkat hulu dipatok tidak lebih dari Rp 1,8 juta per ton.

Sebab, harga di hulu menjadi patokan ketika ada operasi pasar garam.

Sementara itu, harga garam di tingkat end user dijaga Rp 4–5 juta per ton.

’’Selain harga, kami jaga di hulu agar tidak terjadi kelangkaan,’’ jelasnya. (res/c18/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 75 Ribu Ton Garam Impor Datang, Harga Segera Turun


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
harga garam   garam  

Terpopuler