BACA JUGA: Program BLT Dihidupkan Lagi
Pekan lalu saja, harga minyak dunia sudah melambung di atas USD 100 per barelBACA JUGA: Spekulan Dorong Harga Minyak
Namun meski kondisi kian kritis, pemerintah tetap optimis bahwa itu hanya bersifat sementara."Kalaupun harga terus naik, kita masih yakin sifatnya hanya temporer saja
Pemerintah kata Agus pula, masih belum berniat merevisi asumsi makro pada harga minyak
BACA JUGA: Sri Mulyani Dituding Dongkrak Hutang RI
Angka USD 80 per barel masih dipertahankan, bahkan kemungkinan tidak ada pengusulan perubahan pada pengajuan APBN-P 2011 mendatang"Asumsi dasar USD 80 per barel masih kita pegangKalaupun nanti ada perubahan, kita belum sampai menyatakan perlu perubahan," kata Agus.Agus mengatakan, pergolakan di Mesir memang dikhawatirkan berdampak pada negara-negara Timur Tengah lainnyaItu karena negara-negara tersebut menjadi sentral pemasok minyak duniaSeluruh dunia saat ini ikut mewaspadai krisis pemerintahan yang tengah melanda Mesir dan beberapa negara Timteng lainnya.
"Harga minyak dunia ini adalah salah satu hal utama yang patut kita waspadaiTapi kita sudah punya CMP (Crisis Management Protocol)Jadi kita akan me-review, dan (memperhitungkan) bagaimana implikasinya kepada anggaran belanja kita," tutur Agus.
CMP ini, seperti disebutkan Agus, juga akan mempelajari mengenai dampak ke depan yang akan dihadapi pemerintah, bila harga minyak terus melonjak tinggiUntuk mewaspadai hal-hal yang mempengaruhi anggaran, Kementerian Keuangan pun menurutnya akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia.
"CMP ini akan mempersiapkan bahwa kondisi anggaran kita aman(Juga) Untuk mengetahui apakah kondisi ini normal, harus siaga atau bagaimana ke depanIntinya, tetap kita waspadai," papar Agus pula(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Tak Berniat Ajukan Utang ke IMF
Redaktur : Tim Redaksi